Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Ada Kerusakan Infrastruktur Telkom di Aceh

Kompas.com - 07/04/2010, 11:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan tidak ada kerusakan infrastruktur telekomunikasi pascagempa berkekuatan 7,2 SR yang dilaporkan terjadi di 75 km tenggara Sinabang, Aceh , Rabu (7/4/2010)  pukul 05.15 WIB.

"Sejumlah STO (sentral telepon otomat)  serta jaringan kabel telekomunikasi tetap berfungsi dengan cukup baik," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo, Gatot S. Dewa Broto, dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), melaporkan, gempa berkekuatan 7,2 SR, berpusat di 2.33 LU-97.02 BT atau 75 km tenggara Sinabang, Aceh, pada kedalaman 34 km dan hampir berpotensi menimbulkan gelombang tsunami. 

Ia mengatakan, sejak hitungan awal terjadinya gempa bumi, Kementerian Kominfo telah memperoleh laporan langsung dari lapangan tentang adanya beberapa kelangkaan suplai energi atau pemadaman listrik di sejumlah lokasi akibat gempa bumi tersebut.  "Namun demikian, Kementerian Kominfo terus mengadakan koordinasi dan komunikasi dengan para penyelenggara telekomunikasi untuk memperoleh data yang terkini dan terus diperbaharui setiap satu  jam," katanya. 

Pada lima jam pascagemba bumi itu dilaporkan bahwa kondisi jaringan para penyelenggara telekomunikasi di wilayah Aceh dan sekitarnya pada hitungan menit ke 10 pasca gempa bumi hingga menit ke 30 hanya sedikit mengalami stagnasi yang berarti, sehingga komunikasi tetap cukup lancar. 

Menurut Gatot, hal itu terjadi akibat belum tingginya trafik telekomunikasi incoming maupun outgoing.  "Potensi congestion (kemacetan) baru terjadi pada mulai sekitar jam 06.45 sampai 08.15 yang mungkin disebabkan karena mulai merebaknya informasi tentang gempa bumi tersebut sehingga trafik telekomunikasi sedikit mengalami kenaikan dari dan ke Aceh dan sekitarnya," katanya.

Ia menambahkan, problem utama pada awal pasca terjadinya gempa bumi ini berupa kelangkaan pasokan listrik PLN untuk beberapa sarana telekomunikasi, khususnya untuk kebutuhan BTS.  Namun demikian, karena sebagian energinya disuplai secara mandiri oleh keberadaan baterai non PLN yang ada, sehingga fungsi BTS tetap berjalan seperti biasa.

"Mengingat lokasi-lokasi yang terkena dampak gempa bumi ini pada umumnya berada di wilayah yang sangat terisolasi, maka kami mengingatkan para penyelenggara telekomunikasi untuk tetap mengutamakan kelancaran komunikasi untuk membantu penanganan pasca gempa bumi," katanya.

Pihaknya menegaskan, akan terus melakukan monitoring dan koordinasi dengan para penyelenggara telekomunikasi terhadap pemulihan pasca-gempa bumi tersebut.

Gatot menambahkan, pihaknya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan layanan telekomunikasi beberapa puluh menit setelah bencana tersebut, dan menurut dia hal itu terjadi di luar kesengajaan para penyelenggara telekomunikasi. "Karena mereka pun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk secepat mungkin melakukan pemulihan layanan," demikian Gatot S. Dewa Broto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com