Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok dengan Polisi, 2 Petani Kulon Progo Luka Berat

Kompas.com - 20/10/2009, 13:11 WIB

WATES, KOMPAS.com - Demonstrasi penolakan rencana penambangan pasir besi di Wates, Kulon Progo, DIY, Selasa (20/10) , berakhir ricuh. Polisi menembakkan gas air mata untuk mengusir massa yang mulai beringas karena kecewa. Dua petani dilaporkan luka berat dab puluhan yang lain luka ringan.

Kekecewaan massa dipicu ketidaksediaan Wakil Bupati Kulon Progo Mulyono dan perwakilan PT Jogja Magasa Iron (JMI) selaku pihak penambang untuk menemui mereka. Senin ini, kedua pihak itu menggelar konsultasi publik terkait penyusunan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) pertambangan pasir besi.

Sutarman, wakil Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Kulon Progo, meminta Mulyono dan Presiden Direktur PT JMI Phil Welton untuk menemui massa yang berdemonstrasi di luar Gedung Kaca, Kantor Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Namun, Mulyono menolak.

Mendengar ini, massa yang sudah berkumpul di dekat kantor pemkab menjadi emosi. Terlebih, mereka sudah satu jam lebih berada di luar dan terpanggang matahari. Mereka mulai mendesak barikade petugas Kepolisian Resor Kulon Progo.

Merasa terdesak, Kepala Kepolisian Resor Kulon Progo AKBP Darmanto menginstruksikan anak buahnya untuk menembakkan peluru gas air mata. Setidaknya lima kali tembakan terdengar di sekitar lokasi demonstrasi.

Mencium bau mesiu yang menyengat dan pedas di mata, massa langsung berhamburan. Mereka kembali menaiki truk-truk untuk kembali pulang. Puluhan warga menderita luka ringan karena jatuh saling berdesakan untuk menyelamatkan diri.

Sementara itu, lima warga dilaporkan menderita luka berat akibat terserempet peluru. Dua warga berasal dari Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, dan tiga lainnya dari Desa Karangsewu, Kecamatan Galur. Sampai sekarang belum diperoleh identitas lima korban tersebut karena langsung dilarikan ke RSUD Wates.

Pendamping PPLP Ulin Nuha menilai tindakan polisi gegabah dan berlebihan. Tidak seharusnya polisi khawatir karena massa yang berdemonstrasi tidak membawa senjata apa pun.

Kami niat untuk berdemonstrasi secara damai. Tidak ada yang ingin bentrok. Polisi saja yang berlebihan, katanya.

Sementara itu, AKBP Darmanto mengatakan penembakkan gas air mata itu sudah sesuai prosedur. Ia mengaku, tindakan demonstran sudah mengancam keselamatan petugas. Untuk menghalangi massa, ia menerjunkan 600 personel yang sebagian didatangkan dari B rimob Kepolisian Daerah DIY.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com