Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajaran Sampai Mati dari Ibu Tiri

Kompas.com - 08/09/2009, 13:24 WIB

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Masih ingat misteri tewasnya gadis cilik Wulandari? Teka-teki tewasnya siswi kelas IV SDN Teja Barat III, Kecamatan Kota Pamekasan, kini terungkap. Anak bungsu dari pasangan suami istri, Jauhar dan Endang, tewas akibat siksaan fisik yang dilakukan Yunita A Dewi, ibu tiri korban, yang akrab dipanggil Yuyun.

Tersangka Yuyun setelah diperiksa selama beberapa hari akhirnya mengaku, selama ini sering menganiaya korban, akhirnya Minggu (6/9) ditahan dan dilanjutkan rekonstruksi Senin (7/9), di salah satu asrama perwira menengah (Pamen) Polres Pamekasan.

Terungkapnya kasus penganiyaan, yang terjadi Jumat (28/8) lalu, setelah petugas mendapat laporan Endang, ibu kandung korban dan membaca rekam medik korban dari RSUD Pamekasan. Rekaman medik itu senidiri menggambarkan korban mati tidak wajar dengan sejumlah luka memar di sekujur tubuh dan kepala, sayatan di paha dan bekas luka akibat setrika di punggung korban.

Kasat Reskrim Polres Pamekasan, AKP Kholil, yang memimpin rekonstruksi mengatakan, reka ulang tidak dilakukan di rumah ibu korban di Desa Teja Barat, Kecamatan Kota, semata-mata demi keamanan dan lancarnya rekonstruksi.

Dikatakan, kasus kematian yang menimpa Wulan ini, tersangka dikenai tindak pidana undang-undang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan undang - undang perlindungan perempuan dan anak (PPA) dengan ancaman kurungan penjara selama 15 tahun.

Rekonstruksi berlangsung selama 1 jam, mulai pukul 09.00 disaksikan ayah ibu kandung korban, Jauhar dan Endang, keluarga korban, keluarga tersangka dan dijaga sejumlah aparat kepolisian. Adegan pertama digambarkan, beberapa jam sebelum korban meninggal, Wulandari (diperagakan keluarga anggota Polres Pamekasan), sebelum berangkat ke sekolah, korban bersama Faisal, kakak korban, sarapan di meja yang ditunggui ibu tiri korban.

Karena korban dinilai makannya lamban, tersangka Yuyun membentak korban agar nasinya cepat dihabiskan. Korban yang sering mendapat siksaan fisik itu terlihat gemetar. Rupanya, kondisi itu tidak membuat tersangka iba, malah mengambil sebatang kayu ukuran 80 cm, dipukulkan ke pelipis korban, hinggga sempoyongan. Belum puas, tersangka kembali memukulkan kayu itu tepat mengenai kepala bagian belakang korban, hingga mengucur darah dan korban menangis.

Begitu mengetahui ayah korban yang sebelumnya ke luar tiba-tiba pulang, tersangka menggendong tubuh korban ke kursi. “Kenapa Wulan menangis dan ada apa dengan kepalanya kok berdarah?” tanya Jauhar. Sebelum korban menjawab, tersangka langsung menjawab jika korban jatuh di kamar mandi.

Kepada petugas, tersangka Yuyun mengaku kerap memukul korban lantaran jengkel, karena tidak patuh pada tersangka. “Saya memukul anak itu, di kala suami saya tidak di rumah. Maaf Pak, saya tidak berniat membunuh Wulan, tapi hanya ingin memberi pelajaran padanya,” kata Yuyun

Ketika Endang dan melihat rekonstruksi kesadisan tersangka Yuyun pada anak kandungnya, Endang hanya menangis sesenggukan dan meminta apara kepolisian menghukum tersangka seberat-beratnya. st30

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com