Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Ponari Kini Mulai Sepi

Kompas.com - 22/06/2009, 09:13 WIB

JOMBANG, KOMPAS.com — Masih ingat Muhammad Ponari? Si dukun cilik dari Jombang itu kini pasiennya mulai berkurang. Masa kejayaan dukun cilik Jombang Ponari sudah lewat? Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, tempat tinggal sang dukun yang dulu selalu ramai didatangi pengunjung yang ingin berobat kini mulai sepi.

Jika sebelumnya pengunjung rata-rata 5.000 orang setiap hari, kini yang datang hanya puluhan hingga ratusan orang. Jalan sebelum masuk Dusun Kedungsari yang sekitar satu bulan lalu dipenuhi deretan mobil parkir, kini tak tampak satu pun mobil diparkir.

Demikian pula tempat parkir sepeda motor yang dikelola kelompok-kelompok warga di sepanjang jalan utama dusun setempat, hanya terisi satu-dua sepeda motor. Padahal, sekitar satu-dua bulan lalu, tempat parkir selalu penuh, kendati memasang tarif Rp 5.000 per sepeda motor.

Menyusutnya pengunjung Ponari jelas berimbas kepada pendapatan warga yang selama ini mendapat cipratan rezeki dari popularitas Ponari. Pendapatan pedagang makanan, usaha parkir, dan tukang ojek merosot tajam.

Rifatin, pemilik warung makan dan penjual air minum dalam kemasan, mengaku, kini penghasilannnya turun drastis dibandingkan sebulan yang lalu. Lebih-lebih jika dibandingkan saat Ponari berada di puncak kejayaan.

Saat Ponari sedang ramai-ramainya, katanya, dia mampu menjual air minum kemasan sebanyak 30-40 dus per hari. “Sekarang laku satu dus saja sudah bagus,” kata Rifatin. Rifatin mengaku tak mengetahui mengapa pengunjung Ponari menyusut drastis.

Namun, Narti, calon pasien dari Peterongan Jombang, menduga, menyusutnya jumlah pengunjung Ponari karena tuah batu ajaib yang digunakan sebagai sarana pengobatan sudah berkurang. “Biasanya memang begitu. Kalau sudah digunakan lebih dari 40 hari, tuahnya kian berkurang,” kata Narti.

Mustofa, salah satu panitia pengobatan Ponari, mengaku, penurunan jumlah pengunjung ini karena Ponari hanya membuka praktik paruh waktu. Pada pagi hari Ponari harus ke sekolah sehingga praktik dilakukan hanya pada siang hari. “Buktinya, hari Minggu tetap banyak yang datang,” kilahnya. st8

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com