Hindari Perjokian UN, Ponsel Pengawas Dirazia

BOJONEGORO, KOMPAS.com — Untuk menghindari parktik perjokian dalam Ujian Nasional di Bojonegoro, Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro bersama kepolisian merazia telepon seluler peserta maupun pengawas ujian. Sebelum masuk ruang ujian, bawaan peserta dan peserta UN diperiksa satu per satu.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro Zainuddin menyatakan, penertiban itu dimaksudkan menciptakan UN yang jujur dan tertib. Pada hari pertama ada informasi di Baureno, siswa masuk ruang UN membawa ponsel. Namun, setelah dicek sampai saat ini belum ada yang terbukti membawa ponsel saat UN, kata Zainuddin.

Sesuai aturan dan tata tertib sudah disampaikan secara lisan bahwa peserta tidak boleh membawa ponsel ke ruang UN. Ini juga berlaku untuk pengawas. Sebelumnya Bojonegoro melaksanakan pakta dan ikrar kejujuran. "Peserta yang terbukti terlibat perjokian termasuk lewat ponsel akan dikenai sanksi hasil UN tidak diakui atau tidak lulus," katanya.

Di Gresik, hingga hari kedua pelaksanaan UN berlangsung tertib dan lancar. Sesuai aturan memang siswa maupun pengawas dilarang membawa ponsel di ruang UN. Sejauh ini belum ada laporan soal siswa membawa ponsel saat ujian berlangsung, kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik Chusaini Mustaz.

Sementara itu, seorang siswa SMA Negeri 1 Wringinanom Gresik bernama Pamuji Sevandri Yoga Sutrisno melaksanakan UN di RSUD Mojokerto sejak hari pertama. Dia menjalani perawatan karena sakit demam berdarah sejak sebelum UN. Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik mengirimkan dua pengawas dan satu polisi untuk mendampingi Yoga melaksanakan UN.