Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Elpiji Naik, Produsen Makanan Terbebani

Kompas.com - 25/08/2008, 19:26 WIB

TASIKMALAYA, SENIN - Kenaikan harga gas elpiji isi 12 kilogram dan isi 50 kilogram telah berdampak luas di masyarakat. Salah satu yang terbebani kenaikan harga itu ialah para produsen makanan olahan. Kenaikan harga gas membuat mereka harus mengeluarkan biaya produksi tambahan.

Beban yang mereka tanggung semakin berat karena selain gas, bahan kebutuhan pembuatan makanan olahan seperti terigu dan telur juga mahal. Sedangkan di satu sisi mereka tidak bisa menaikkan harga jual makanan olahannya sebab permintaan konsumen bisa turun.

Pemilik katering Alanti di Jalan Otto Iskandardinata, Kota Tasikmalaya, Sri Iryanti, Senin (25/8), mengatakan, selama ini ia biasa membeli gas elpiji isi 12 kilogram Rp 68.000. Dalam sehari ia menghabiskan dua tabung gas elpiji isi 12 kilogram.

"Kalau sekarang di pasaran harga gas 12 kilogram sudah mencapai Rp 75.000 berarti saya harus mengeluarkan beban biaya produksi tambahan Rp 14.000 sehari karena kebutuhan saya per hari dua tabung. Paling-paling nantinya ukuran kue diperkecil 1-1,5 sentimeter. Daripada konsumen lari, lebih baik saya perkecil ukuran kuenya tapi rasanya tetap dijaga," tutur Sri.

Beban biaya, kata Sri, semakin membengkak karena selain gas harga terigu dan telur juga terus naik. Terigu yang dua bulan lalu harganya Rp 96.000 per 25 kilogram kini menjadi Rp 165.000 per kilogram. Sementara telur yang dua minggu seharga Rp 11.000 per kilogram kini menjadi Rp 12.000 per kilogram.

Pemilik pabrik kue Mirasa 85, Elin Herlina, mengaku bingung ketika terjadi perubahan harga kebutuhan seperti gas elpiji sekarang. Ia bingung apakah harus menaikkan harga jual kue atau tidak. Pasalnya, saat harga bahan baku melonjak daya beli masyarakat justru turun.

"Paling lihat nanti saja. Kalau yang lain menaikkan harga saya ikut juga. Tapi kalaupun harga kue tetap paling ukuran kuenya yang diperkecil," kata Elin.

Pengusaha bolu dari Kecamatan Cimaragas, Kabupaten Ciamis Mimin Sumiarti mengaku tak bisa berbuat banyak menghadapi kenaikan harga gas elpiji. Pasalnya, bahan bakar gas sudah menjadi kebutuhan setiap harinya.

Sri berharap, pasokan gas tetap lancar meskipun harganya naik. Pasalnya, jika harganya naik sementara barangnya pun langka akan semakin memperparah keadaan.

Harga pasaran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com