Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Tabung Elpiji Bodong

Kompas.com - 23/02/2008, 00:38 WIB


PALEMBANG, SABTU-- Warga Palembang gempar. Tabung-tabung elpiji isi 12 kg bodong alias palsu, belakangan beredar luas di Palembang. Uniknya, tabung aspal itu diminati masyarakat karena selama ini mereka kesulitan mendapatkan tabung baru produk dari PT Pertamina.

Sementara PT Pertamina sendiri secara tegas menolak permintaan isi ulang tanpa menggunakan logo PT Pertamina. Begitu juga agen elpiji. Informasi yang dihimpun dari beberapa agen di Kota Palembang, ada dugaan tabung palsu tersebut disuplai dari Singapura dan masuk ke Palembang lewat Batam. Tabung tersebut dipasarkan tanpa melalui uji standar kelayakan (terra). Sekilas, tabung elpiji palsu mirip dengan elpji resmi. Meski begitu ada beberapa perbedaan yang bisa diperhatikan. Diantaranya, bagian kepala tabung (valve) tidak ada logo PT Pertamina, plating lebih tipis, dan jumlah gagang pegang berjumlah empat buah, bukan tiga seperti halnya milik PT Pertamina.

Delapan tabung gas elpiji palsu itu ditemukan Sripo di salah satu agen besar di Jl Demang Lebardaun Palembang. Tabung kosong tersebut ditempatkan terpisah. "Percuma kalau kita bawa ke Pertamina, pasti akan diambil tanpa diganti. Ini bukan yang pertama. Kita sering dapat tabung buatan Singapura ini. Mungkin masuknya lewat Batam karena di sana perdagangan bebas," katanya. 

Sejumlah pengecer elpiji di kawasan Makrayu juga mengungkapkan pengalaman menerima tabung palsu. Seperti dikatakan Holila dan Yusnani. Mereka mengaku mendapatkan tabung palsu, karena kurang teliti. Anehnya, kedua pengecer ini mendapatkan tabung itu dari agen. "Kami tidak menjual tabung itu. Begitu agen datang keesokkan harinya langsung kami tukarkan," kata Yusnani yang sejak saat itu memutuskan kontrak dengan agen tersebut. Bukan hanya standar kelayakannya saja yang dipertanyakan. Tabung palsu itu sulit digunakan karena api lama keluar bila kompor dinyalakan. Tabung mesti diguncang-guncang terlebih dahulu.

"Ibu-ibu merasa aneh dengan kondisi tersebut dan langsung minta tukar tabung. Ya, terpaksa kami layani," kata Holilah, pengecer elpiji di Jl Sultan M Mansyur. Agen sekaligus penyalur elpiji di kawasan Plaju, H Pardin, mendapatkan sekitar 15 tabung palsu dalam satu bulan dari dari pengecer. Kekesalan juga diungkap May (42), pemilik warung di Jl Ampibi yang beberapa waktu lalu pernah mendapatkan tabung palsu dari warga. "Agen tidak mau mengambil tabung itu, otomatis kami rugi sampai Rp 500 Ribu," katanya. Hal senada diungkap pengecer di kawasan Tangga Takat.

Staf Humas PT Pertamina, Robert, mengatakan tabung palsu banyak beredar karena ada oknum yang mencari keuntungan besar. Warga hendaknya tidak membeli tabung tersebut dan lebih teliti sebelum menukar tabung elpiji. "Karena bukan dikeluarkan secara resmi oleh PT Pertamina sebagai pengolah gas resmi yang ditunjuk negara, maka tabung itu palsu. Seluruh tabung dari agen akan diperiksa dan diteliti untuk mengecek keabsahan," kata Robert. Bila tidak sesuai, maka tabung tersebut akan dihancurkan. PT Pertamina menolak tabung untuk melindungi konsumen. Otomatis agen merugi dan akan lebih selektif menerima tabung dari warung atau pun pengecer," imbuhnya. (Sripo/Dewi/Aang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com