Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai BRT Tawang-Bawen, Jateng Bakal Tambah Trayek BRT di Tiga Kota Ini

Kompas.com - 11/07/2017, 09:10 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Peluncuran Bus Rapid Transit (BRT) Jawa Tengah dilakukan pada pekan lalu. Sejauh ini, baru satu koridor BRT yang diresmikan, yaitu dari Stasiun Tawang, di Kota Semarang hingga Terminal Bawen di Kabupaten Semarang.

Ke depan, bakal ada tiga koridor lagi yang akan diluncurkan di tiga daerah, yaitu Kabupaten Grobogan, Demak, dan Kendal.

Kepala Dinas Perhuhungan Provinsi Jateng Satriyo Hidayat mengatakan, 4 koridor di tiga kabupaten yang akan melayani transportasi warga. Semua koridor nantinya tersambung dengan halte yang sudah ada di Kota Semarang.

"Nanti menurut studi ada 4 koridor. Semarang-Bawen sudah nanti Semarang-Kendal, Semarang-Grobogan, dan Semarang-Demak," kata Satriyo di Semarang, Selasa (11/7/2017).

(Baca juga: BRT Kecelakaan, Pemkot Semarang Pertimbangkan Putus Kontrak Operator)

Untuk saat ini, Pemprov sedang melakukan kajian infrastruktur, teruatama letak shelter. Shelter yang dibangun diupayakan bisa mengakomodasi seluruh pihak. Tarif yang dikenakan juga relatif terjangkau, yaitu Rp 3500 untuk umum, serta Rp 1000 untuk pelajar dan buruh.

Koridor I saat ini baru ada 18 bus, direncakanan akan dilengkapi dengan 25 bus. "Koridor 1 nanti busnya ada 25, sementara saat ini baru 18 bus," ucapnya.

Untuk layanan transportasi itu, Pemrov Jateng memberikan subsidi kepada para penumpang. Tarif pelajar dan buruh disubsidi hingga Rp 14.000. Sementara tarif umum disubsidi Rp 11.000.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap, layanan itu bisa memudahkan anak sekolah dan buruh mengakses layanan transportasi yang terjangkau. Nantinya, tiket akan diperbaharui dengan kartu elektronik.

(Baca juga: Ganjar Manfaatkan BRT Trans Jateng untuk Promosikan Pariwisata Jateng)

Selain tiga daerah itu, daerah lain di Jateng juga meminta layanan serupa. Kabupaten Banyumas meminta agar BRT Jateng diletakkan di Purwokerto.

"Pikiran saya itu anak sekolah dan buruh bisa dibantu, untuk yang lain bisa terjangkau. Nanti saya usul pakai sistem abodemen (berlangganan)," paparnya.

Ganjar menegaskan, meski harga terjangkau, ia memastikan bus itu layak beroperasi, serta memberi pelayanan prima.

"Kalau bayar murah bukan berarti pelayanan jelek. Tidak boleh ada buang air, puntung rokok, plastik. Kondektur jadi kondektur bus jadi supervisi kebersihan," tambahnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com