Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik ke Gunungkidul, Jangan Lupa Beli Tiwul dan Belalang Goreng

Kompas.com - 27/06/2017, 15:50 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mudik ke Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi makanan khas, seperti tiwul dan gatot. Kedua makanan tersebut menjadi favorit wisatawan, baik untuk melepas rindu maupun sebagai buah tangan.

Salah satunya di toko tiwul dan gatot 'Pak Lambang' di Jalan Baron km 4, desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari. Puluhan pengunjung setiap hari menndatangi warung mungil di samping jalan menuju wisata pantai ini.

Agus Lambang (43), pemilik toko oleh-oleh tiwul dan gatot "Pak Lambang" menuturkan, untuk menyambut pemudik dan wisatawan, pihaknya menyiapkan 5 kuintal tepung ketela sebagai bahan dasar tiwul aneka rasa dan gatot.

Tiwul yang dijualnya beraneka rasa, mulai dari rasa original tepung ketela dicampur gula jawa, rasa nangka, keju, pandan, kopi, dan cokelat. Rasa original dijual dengan harga Rp 12.000 dan yang berasa lain Rp 15.000 per boks.

"Untuk rasa yang paling banyak dipesan yang original dan rasa nangka," katanya, Selasa (27/6/2017).

(Baca juga: Apa Kabar Kicak dan Kacang Kumbon, Takjil yang Hanya Ada Tiap Ramadhan di Yogyakarta?)

Pria yang mulai membuka usaha 3 tahun lalu ini mengaku mempersiapkan berbagai rasa tiwul agar makanan tradisional ini naik kelas dan lebih menarik.

Berbeda dengan toko tiwul lainnya, tiwul dan gatot miliknya sengaja dibuat langsung sesuai pesanan, sehingga pembeli harus menunggu beberapa saat.

"Saya tidak menambahkan pengawet, jika dimasukkan ke dalam kulkas bisa tahan dua hari," ujarnya.

Tepung ketela yang dipakainya berasal dari beberapa petani lokal dari Kecamatan Tanjungsari. Setiap hari, sejak libur lebaran, rata-rata 100 boks terjual per hari, meningkat dua kali lipat dibandingkan hari biasa.

"Jika para pengunjung pantai banyak bisa mencapai 300 boks. Pengunjung yang sudah langganan biasanya memesan terlebih dahulu, dan pulangnya mereka ambil," katanya.

Selain tiwul dan gatot siap saji, dirinya juga membuat bahan gatot instan. Pengunjung bisa memasak sendiri di rumah, sehingga tak perlu khawatir basi jika untuk oleh-oleh.

"Kami juga menjual hasil UMKM masyarakat sekitar seperti keripik dan belalang goreng. Kami kerjasama dengan pengrajin lain agar sama-sama membangun usaha," imbuh istri Agus, Ratnasari.

Salah satu pembeli asal Klaten, Anik, mengaku membeli tiwul dan belalang untuk oleh-oleh dan makan sendiri. Dia membeli rasa original dan nangka untuk membandingkan rasa.

"Baru pertama kali, kebetulan akan ke pantai, sekalian membeli makanan khas Gunungkidul," katanya.

Kompas TV Sejumlah tempat bisa disinggahi pemudik selama perjalanan, salah satunya wisata pesona kuliner Indonesia yang berada di Jalur Pantura.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com