Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Kita Bisa Menjadi Negara Barbar kalau Persekusi Dibiarkan

Kompas.com - 03/06/2017, 20:26 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menanggapi fenomena persekusi atau perburuan secara sewenang-wenang oleh kelompok ataupun individu yang belakang ini terjadi di masyarakat. Jokowi menegaskan, aksi persekusi berlawanan dengan hukum.

"Persekusi ini kan berlawanan dengan asas-asas negara ya. Sangat berlawanan dengan asas-asa negara. Perorangan maupun per kelompok-kelompok, maupun organisasi apapun tidak boleh yang namanya main hakim sendiri. Tidak boleh!" kata Jokowi usai menghadiri Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (3/6/2017).

Menurut Presiden, persekusi tidak boleh dilakukan dengan alasan apapun. Jika persekusi dibiarkan, bangsa ini akan menjadi bangsa yang tidak beradab.

"Apalagi atas nama penegakan hukum, tidak ada. Tidak boleh dan tidak ada. Kita bisa menjadi negara barbar kalau hal-hal seperti ini dibiarkan," kata Presiden.

Karena itu, Jokowi telah meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menindak tegas pelaku persekusi.

"Saya sudah perintahkan kepada Kapolri untuk penegakan hukum, penindakan tegas, dan tidak boleh hal-hal seperti itu dibiarkan," kata Jokowi.

Baca juga: Kapolri: Persekusi Bukan Delik Aduan, Bisa Langsung Diproses Hukum

Lihat juga: Kapolri Ancam Pelaku Persekusi Dijerat dengan Pasal Berlapis

Presiden Jokowi pun mengajak semua pihak untuk tidak melakukan persekusi. Jokowi meminta semua persoalan diserahkan kepada penegak hukum.

"Dan siapapun, baik individu, kelompok maupun organisasi maupun masyarakat, dari kelompok manapun segara hentikan. Dan semuanya serahkan persoalan-persoalan yang ada itu kepada penegak hukum, kepada kepolisian," tegas Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com