Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Lintas Iman Gelar Tirakat Pancasila

Kompas.com - 01/06/2017, 05:47 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Halaman gedung DPRD Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (31/5/2017), mendadak ramai dipadati warga yang sebagian besar merupakan anak muda dari berbagai latar belakang agama. Mereka berkumpul dalam malam tirakatan lahirnya Pancasila.

Puluhan pemuda pemudi duduk santai lesehan sembari menikmati teh dan makanan tradisional seperti ketela dan kacang tanah.

Sekitar pukul 21.00 WIB acara yang digelar Forum Lintas Iman (FLI) Gunungkidul ini dimulai. Seluruh pemuka agama dari berbagai kepercayaan diajak untuk maju ke teras gedung.

Baca juga: Libur 1 Juni, Megawati Harap Masyarakat Lebih Memahami Pancasila

Perwakilan dari agama kristen Pendeta Dwi Wahyu Prasetyo, perwakilan dari Penghayat Kepercayaan Dono Tiwi kromo, dari agama Hindu Purwanto, dari agama Islam Ustaz Yudi Rahmanto, dari agama Katolik Wasiran, dari Agama Budha Sugeng Riyanto dan perwakilan dari pihak kepolisian Kasat Binmas AKP Ahmad Fauzi berdiri berdampingan.

Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya, lilin yang dibawa warga kemudian dinyalakan. Satu persatu pemimpin agama memimpin umatnya untuk berdoa.

Warga dari berbagai keyakinan itu tampak khusuk berdoa untuk kedamaian Indonesia.

Acara lalu dilanjutkan dengan pembacaan lima sila Pancasila yang dibacakan Kasat Binmas AKP Ahmad Fauzi. Seluruh peserta pun mengikutinya. Setelah itu acara dilanjutkan dengan potong tumpeng, dan dibagikan kepada seluruh peserta yang hadir.

"Acara ini digelar atas dasar keprihatinan kami, karena sistem hidup bernegara akhir-akhir ini mulai luntur. Kehidupan bangsa menjadi terkoyak dengan munculnya aksi berbau rasis dan intoleran," kata Ketua FLI Gunungkidul, Aminudin Aziz.

Sarasehan yang disiapkan dua hari terakhir atas prakarsa bersama ini diharapkan bisa menumbuhkan semangat cinta tanah air dan bangsa.

Acara ini mengajak semua kalangan dan latar belakang agama yang berbeda untuk berdoa bersama demi keutuhan NKRI.

"Acara ini mengingatkan mengenai keberagaman yang ada bukan untuk perpecahan, tetapi untuk menyatukan," ucapnya.

"Selain itu, kami ingin mengajak semua pihak untuk meneguhkan kembali Pancasila sebagai dasar berkehidupan," tandasnya.

Tak ada sponsor ataupun pembiayaan dari luar. Semua dana bersumber dari iuran.

"Semuanya berasal dari iuran sendiri, ada yang membawa tikar, membawa kacang, dan banner," ucapnya.

Memanuasiakan manusia

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com