Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Paus Kerap Terdampar dan Mati di Laut Seram?

Kompas.com - 29/05/2017, 19:27 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Dalam sebulan tercatat dua ekor paus terdampar di perairan laut Seram, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Maluku.

Menurut ahli ekologi laut dari Universitas Pattimura Ambon, Masudin Sangadji, terdamparnya bangkai paus di dua lokasi berbeda di perairan Seram Bagian Barat menunjukkan bahwa laut seram merupakan jalur migrasi bagi mamalia laut tersebut.

“Itu hal yang wajar sebab laut Seram merupakan jalur migrasi bagi paus. Jadi jalurnya itu perairan Banda dan Perairan Pulau Seram,” ungkap Masudin kepada Kompas.com, Senin (29/5/2017).

Baca juga: Bangkai Paus Sepanjang 23 Meter Kembali Terdampar di Seram Barat

Sangadji menjelaskan, sebagai perairan yang berciri khas laut dalam, Laut Banda dan Laut Seram selalu menjadi jalur migrasi paus. Meski begitu, lulusan S3 Institut Pertanian Bogor (IPB) ini belum dapat memastikan apa penyebab paus itu terdampar dan mati.

“Dugaan saya itu karena ada dinamika di laut dalam, tapi ini tentu butuh penelitian lagi. Saya memastikan masih banyak paus yang berada di perairan Seram,” katanya.

Dia pun mendorong agar ke depan Pemerintah Provinsi Maluku dan juga instansi terkait seperti LIPI dapat mendorong dilakukannya penelitian terhadap masalah tersebut, sebab kasus kematian paus di wilayah Maluku selalu tidak diketahui penyebabnya.

“Kan tidak ada warga yang bunuh, tidak ada perburuan paus di sini. Kita hanya bisa menduga mungkin karena dinamika di laut dalam atau mungkin usia paus yang sudah tua, tapi ini perlu penelitian lebih lanjut,” ungkapnya.

Baca juga: Bangkai Paus Terdampar di Seram Barat, Warga Berfoto-foto

Kepala Desa Soleh, Ahad Asma mengaku warga di kampungnya sudah terbiasa melihat paus ukuran raksasa di perairan desa tersebut.

"Warga di sini selalu melihat paus mondar-mandir di sini, itu sudah sering dilihat,” ujarnya.

Kompas TV Bangkai Hewan Raksasa di Maluku Ini Adalah Paus Sperma
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com