Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Waisak, Umat Buddha Khidmat Semayamkan Air Suci di Candi Mendut

Kompas.com - 08/05/2017, 19:36 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Umat Buddha dengan khidmat mengikuti prosesi penyemayaman air suci atau air berkah di Candi Mendut, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Senin (8/5/2017) sore.

Prosesi ini mengawali perayaan Tri Suci Waisak 2561 BE/2017 yang akan dipusatkan di Candi Agung Borobudur, Kamis (11/5/2017).

Air suci sebelumnya diambil oleh umat dari Umbul Jumprit, Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Senin pagi. Air suci tiba di komplek Candi Mendut berjarak sekitar 80 kilometer dari Umbul Jumprit pukul 15.20 WIB.

Baca juga: Lampion dan Pesan Waisak untuk Pemimpin Bangsa Indonesia...

Puluhan umat, para sangha dari berbagai majelis dan warga menyambut kedatangan air suci tersebut di pelataran Candi Mendut. Air yang sudah dimasukkan ke 12.000 botol itu secara simbolis diserahkan dari Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) kepada pemuka agama Buddha. Selanjutnya botol-botol berisi air suci itu diletakkan di altar Candi Mendut.

Prosesi dilanjutkan membaca paritta (doa) bersama sebelum kemudian mereka melakukan pradaksina atau mengelilingi Candi Mendut menjelang petang hari.

Sejumlah sangha dan majelis yang ikut dalam puja bakti air cui Waisak, yakni Sangha Teravada, Mahayana, Tantrayana, Madhatantri, Mahanikaya, Majelis Tridharma, Kasogatan, dan Majelis Mapanbumi.

Ketua Umum Walubi, Hartati Murdaya menjelaskan, air merupakan lambang kesejukan, kesuburan, energi yang positif, serta menjadi teladan akan sifat rendah hati, penuh damai, menghilangkan kebencian dan keserakahan pada diri manusia.

"Air lambang kesejukan, memberikan energi positif. Air selalu digunakan sebagai media puja bhakti, ketika sang Buddha memberikan berkah, misalnya saat Buddha mendatangi tempat yang sedang menderita wabah penyakit, ia minta pada muridnya untuk memercikkan air sehingga warga tempat itu sehat lagi," jelas Hartati, Senin malam.

Selain air, api abadi juga akan disemayamakan di Candi Mendut, Selasa (9/5/2017). Api abadi yang diambil dari Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, itu akan bersanding dengan air suci diarak umat dari Candi Mendut ke Candi Borobudur pada detik-detik Tri Suci Waisak.

Bagi umat Buddha, api merupakan simbol semangat dan energi dalam diri manusia. Setiap manusia memiliki api kecil yang sejatinya memberikan manfaat bagi kehidupan dan alam semesta.

"Pada peringatan Waisak ini, dalam hati yang bersih, rasa yang hening, kami berdoa, memohon keberkahan, keselamatan tidak hanya bagi kami umat Buddha tetapi untuk bangsa Indonesia dan alam semesta ini. Semoga semua terhindar dari marabahaya, menikmati kebahagiaan dari sinar dharma," tutur Hartati.

Baca juga: Perayaan Waisak di Mataram, Biksu Lakukan Pindapata

Umat yang turut dalam prosesi ini datang dari berbagai daerah di Indonesia, dan mancanegara seperti Laos, Vietnam, Bangkok, Singapura dan sebagainya. Adapun puncak atau detik-detik Waisak akan digelar di zona I Candi Borobudur dan ditutup dengan pelepasan 1.000 lampion.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com