Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disindir Anggota Komnas HAM, Ini Komentar Menteri Susi

Kompas.com - 06/05/2017, 16:33 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, angkat bicara soal pernyataan Anggota Komnas HAM Natalius Pigai yang menyindir cara kerjanya.

Pigai menyindir jika semua orang, termasuk orang bodoh, bisa menenggelamkan kapal.

Susi menyebut, penenggelaman kapal tak mudah dilakukan.

"Kapal sebelum bisa ditenggelamkan itu mesti ditangkap. Tidak ada kapal yang ditenggelamkan kalau tidak ada yang ditangkap," kata Susi di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ring Road Barat, Sabtu (6/5/2017).

(baca: Menteri Susi Akan Tenggelamkan Kapal "Illegal Fishing" Tanpa Pandang Bulu)

Untuk menangkapnya, lanjut Susi, memerlukan bantuan satelit. Selain itu, kata dia, pihaknya harus memiliki informasi, data, pasukan, kapal, sebelum menangkap kapal yang diduga melakukan penangkapan ikan secara ilegal.

"Dan terutama harus jadi menteri dulu untuk perintahkan. Nah, kriteria jadi menteri juga pasti ada. Saya tidak tahu apakah orang bodoh itu bisa jadi menteri atau tidak," kata Susi.

Susi menjelaskan, penanganan persoalan pencurian ikan memang harus keras dan tegas untuk memberikan efek kapok kepada pelaku lainnya.

(baca: Langkah Menteri Susi Mulai Ditiru Negara Tetangga)

Ia menyebut penenggelaman kapal merupakan upaya yang dinilai ampuh untuk mencegah pencurian ikan di Indonesia.

"Mau menyelesaikannya bagaimana, terlalu banyak oknum yang bermain. Nanti siapa yang mau tangkap? Terus bagaimana, makanya undang-undang kita sudah bagus bisa tenggelamkan, makanya kita eksekusi saja," kata Susi.

Susi menambahkan, pencurian ikan sangat merugikan nelayan sehingga harus segera ditangani.

(baca: Menteri Susi Jadi Nominator Seafood Champion Awards 2017)

Sebab para pelaku telah mencuri ikan di perairan Indonesia selama tiga dekade terakhir. Akibatnya, jumlah rumah tangga nelayan mengalami penurunan mulai dari 2003 sampai 2013.

"Dalam sensus 2003-2013 jumlah rumah tangga nelayan dari 1,6 juta menjadi 800 ribu. Selain itu, ada 115 perusahaan perikanan eksportir tutup," ucap Susi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com