Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi Datangi Kantor PBB Juni 2017, Ini Agendanya

Kompas.com - 06/05/2017, 16:16 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berencana mendatangi Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Amerika Serikat pada Juni 2017.

Kedatangannya untuk membicarakan praktik penangkapan ikan ilegal yang tidak dilaporkan dan tidak diatur.

"Ada pihak yang memfasilitasi kami untuk ke PBB. PBB ingin mendukung kami untuk mengangkat isu illegal fishing unreported and unregeulated sebagai transnational organized crime," ujar Susi usai mengikuti seminar kewirausahaan di Kampus Universitas Muhammadiya Yogyakarta (UMY), Ring Road Barat, Sabtu (6/5/2017).

(Baca juga: Respons Protes Nelayan, Menteri Susi Beberkan Langkah KKP Selama Masa Transisi)

Menurut Susi, praktik penangkapan ikan ilegal yang tidak dilaporkan dan dan tidak diatur itu termasuk kejahatan transnasional yang terorganisasi.

Sebab, para pelakunya berasal dari berbagai negara dan menangkap ikan di beberapa negara.

"Semua pelakunya menggunakan kapal dari negara beda, kru dari negara berbeda. Bendera juga dari mana-mana. Selain itu, mereka melakukan perbudakan, perusakan lingkungan, penyelundupan, dan lain-lain," ujar Susi.

Ia mengatakan, aparat penegak hukum bisa langsung menangani praktik penangkapan ikan ilegal yang tidak dilaporkan dan dan tidak diatur itu jika masuk kategori kejahatan transnasional.

Selain itu, kata dia, negara-negara yang dirugikan dengan adanya praktik tersebut bisa langsung bekerja sama dalam menanganinya.

"Beberapa negara mendukung dan join comunity. Norway bersama kita, Timor Leste, Papua Nugini, dan beberapa negara lain yang tidak bisa saya sebut satu-satu," kata Susi.

(Baca juga: Komnas HAM Ingin Fasilitasi Dialog Menteri Susi dan Nelayan)

Ia mengatakan, praktik penangkapan ikan ilegal yang tidak dilaporkan dan tidak diatur itu sangat merugikan negara-negara penghasil ikan.

Indonesia misalnya, terancam kehilangan ikan tuna yang ada di perairan Banda dengan adanya praktik tersebut.

"Ikan tuna di dunia 68 persen bertelurdi laut Banda. Saya jaga itu, tetapi kalau induk tuna yang beratnya 100 kilogram, 70 kilogram, dan 50 kilogram diambil di tengah laut, tidak ada ibu tuna untuk kembali untuk beranak, kemudian anak tuna diambil dari mana," kata Susi.

Kompas TV Susi Pudjiastuti memerangi penangkapan ikan ilegal digambarkan dalam sebuah komik di Jepang

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com