Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipertanyakan karena Maju Pilkada Jabar, Ini 7 Jawaban Ridwan Kamil

Kompas.com - 21/03/2017, 08:29 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil resmi dideklarasikan sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat oleh Partai Nasdem pada Minggu (19/3/2017) lalu.

Banyak pihak yang menyambut positif atas langkah Ridwan Kamil untuk maju ke Pilkada Jabar 2018. Namun tidak sedikit yang mempertanyakan bahkan mem-bully Ridwan Kamil atas langkahnya tersebut.

Menanggapi berbagai respons negatif warga tersebut, Ridwan Kamil pun menjawab melalui akun Facebook resminya, Senin (20/3/2017).

"Banyak yang bertanya kenapa? Jawabannya sangat multi dimensi," tukas dia dalam statusnya.

(Baca juga: Terima Nasdem, Ridwan Kamil Dinilai Bisa Bernasib seperti Dede Yusuf )

Ridwan Kamil membeberkan 7 poin jawaban yang melatarbelakangi keputusannya itu. Mulai kenapa maju Pilkada Jabar, kenapa melalui jalur partai, tudingan syahwat politik, hingga rencana bila tidak terpilih.

"Tidak untuk disetujui atau diperdebatkan. Hanya menceritakan dimensi-dimensi pertimbangan hari ini," sebut dia.

Berikut 7 poin jawaban Ridwan Kamil tersebut.

Poin pertama,  Menjadi Cagub itu resminya jika sudah mendaftar ke KPUD. Dalam perjalanannya masih banyak belokan dan lika-liku. Bisa seperti tokoh-tokoh di Jakarta yang heboh-heboh di awal ternyata tidak jadi. Bisa seperti yang sudah dideklarasikan, eh bisa berubah pada hari H-1 oleh nama baru.

Poin kedua, Hari ini sebagai independen sifatnya menerima dengan baik aspirasi siapa pun yang berniat baik mendukung. Adabnya berterima kasih ketimbang menolak yang terkesan sombong. Toh keputusan pastinya masih jauh. Esok lusa ada tambahan dukungan ya ditunggu, tidak juga ya diterima saja takdirnya.

(Baca juga: Relawan Kota Bandung Tolak Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar )

Poin ketiga, Kenapa dengan partai ini atuh. Kenapa tidak dengan partai-partai terdahulu? karena partai-partai terdahulu, sudah dikomunikasikan, namun belum ada jawaban. Belum pasti juga mau dan masing-masing punya jadwal dan prosedur sendiri yang harus dihormati. Boro geer (gede rasa) pasti didukung, apek teh ternyata teu jadi (ternyata tidak jadi)?".

Poin keempat, Setiap pilihan situasi politik selalu ada yang suka juga tidak suka. Saya sudah melaluinya pada tahun 2013. Setengah pertemanan saya balik kanan, karena saya maju Pilwalkot didukung partai. Sedih? iya. Tapi saat itu dilalui saja prosesnya dengan ikhlas. Dan dibuktikan dengan bekerja dengan maksimal saat terpilih jadi wali kota. Sebagian pertemanan itu tidak balik lagi.


Poin kelima, Orang berpikir ini semata syahwat politik? Kalo ikut syahwat mah, Bandung sudah ditinggalkan ikut nyagub di DKI kemarin. Tahun depan 2018 itu saya menggenapkan tugas sebagai wali kota selama 5 tahun. Selesai on time. Janji Bandung belum beres? Betul. Namun masih ada dua tahun anggaran 2017 dan 2018 untuk dibelanjakan mengejar sisa mimpi.

Poin keenam, Tidak terpilih lagi? Tidak masalah, da saya mah bukan pengangguran, tidak punya niat cari nafkah dari politik. Kembali jadi dosen dan arsitek adalah kebahagiaan yang kembali pulang.

Poin ketujuh, Jadi jika sekarang ada yang bully, saya akan jadi pembenci akang sekarang, maaf saya unfollow , bye kang RK dkk itu sudah takdir berpolitik. Tidak akan baper. Karena politik adalah cara memperjuangkan nilai dan cita-cita. Dan dalam prosesnya tidaklah akan pernah, sampai kapanpun, menyenangkan semua orang. Tinggal karya dan pengabdian yang akan menjawab semua itu.

Baca juga: Gerindra Ingin Usung Ridwan Kamil, tetapi...

Kompas TV Nasdem Deklarasi Dukung Ridwan Kamil Jadi Cagub Jabar 2018
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com