Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aher: Perlu Negosiasi "Tingkat Dewa" untuk Atasi Banjir Rancaekek

Kompas.com - 13/03/2017, 11:12 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan angkat bicara tentang banjir yang terus berulang melanda jalur Bandung-Garut di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Pria yang kerap disapa Aher itu mengatakan bahwa ada dua faktor penyebab sehingga daerah itu kerap dilanda banjir.

Faktor pertama adalah faktor alam, yakni hujan dengan intensitas tinggi sehingga Sungai Cikijing tidak mampu menampung air dan meluap ke jalan dan perkampungan.

Penyebab kedua adalah faktor manusia. Aher menuturkan, Sungai Cikijing di lokasi banjir mengalami penyempitan sempadan akibat perluasan pabrik PT Kahatex. Akibatnya, ketika hujan lebat, air meluap ke jalan.

"Sungai Cikijing yang melewati pabrik PT Kahatex ditutup dan hanya dibikinkan gorong-gorong untuk perluasan pabrik. Jadi ketika hujan lebat, air pasti meluap," kata Aher kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (13/3/2017).

Menurut Aher, masalah sungai Cikijing sebenarnya masuk wilayah pusat, yakni DAS Citarum, dan jalan yang terkena banjir pun adalah jalan nasional sehingga tanggung jawab pemerintah pusat.

Namun demikian, lanjut dia, pihaknya juga sudah dan sedang melakukan upaya untuk mencari solusi agar banjir di daerah itu tidak terulang.

Aher mengatakan, pihaknya sudah meminta PT Kahatex untuk membongkar bangunan di atas Sungai Cikijing karena melanggar aturan. Namun upaya itu gagal. Kasus itu berlanjut hingga berakhir ke ranah hukum, yakni pengadilan.

"Dan kami pun kalah," kata Aher.

(Baca juga: Banjir Terus di Rancaekek, Semua Orang Rugi...)

Upaya lain pun terus dilakukan. Aher mengaku pihaknya meminta bantuan pusat untuk bersama-sama mengatasi masalah banjir di kawasan itu.

Akhirnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla waktu itu memediasi pertemuan Pemprov Jabar dengan PT Kahatex hingga memunculkan kesepakatan bangunan di atas sungai dibongkar.

"Akhirnya masalah ini memang harus melalui negosiasi 'tingkat dewa'. Alhamdulillah, pihak perusahaan bersedia membongkar bangunan itu," kata dia.

Lalu mengapa banjir masih kerap terjadi di kawasan itu?

Aher mengatakan, itu karena pembongkaran bangunan di atas sungai masih berlangsung.

"Itu sungai yang tertutup bangunan sekitar 500 meter. Nanti kami akan pantau lagi progress-nya seperti apa," kata Aher.

"Banjir saat ini masih terbilang enggak parah dibanding sebelum pembongkaran bangunan itu," tandasnya.

(Baca juga: Gara-gara Banjir di Rancaekek, Bandung-Tasikmalaya Makan Waktu 10 Jam)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com