Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Tegalega, dari Perpustakaan hingga Lampion Dinosaurus

Kompas.com - 08/02/2017, 12:31 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Proyek revitalisasi tahap satu Taman Tegalega atau Monumen Bandung Lautan Api telah rampung. Pengerjaan tahap pertama dimulai di area plaza.

Salah satu yang mencolok di taman seluas 16 hektar itu ialah keberadaan sejumlah lampion besar warna-warni berbentuk satwa purba.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meninjau langsung perkembangan revitalisasi Taman Tegalega, Rabu (8/2/2017).

Emil, sapaan akrabnya, mengaku sengaja membuat lampion agar taman itu bisa dinikmati pada malam hari. Keberadaan taman lampion, kata Emil, untuk mengubah citra Taman Tegalega yang identik dengan kegiatan negatif pada malam hari.

"Dinosaurus itu lampion, saya ingin Tegalega ini malam hari kita ubah seperti alun-alun. Dulu alun-alun malam hari itu banyak kegiatan negatif. Nah, sekarang Tegalega juga sempat citranya begitu. Jadi, kami ubah dengan wisata keluarga malam hari," kata Emil.

"Hasil kajiannya yang paling pas adalah taman lampion. Kenapa dinosaurus karena pilihan benda yang aneh-anehnya banyak. Jumlahnya nanti ada 20," kata Emil.

Selain itu, taman tersebut juga dilengkapi bangunan bertingkat di sebelah utara taman yang akan digunakan sebagai amfiteater dan ruang ekshibisi. Di bagian lain akan dilengkapi kolam air untuk bermain anak dan fasilitas olahraga.

"Di depan ada amfiteater di kolongnya ada perpustakaan dan ruang ekshibisi kontemporer dan ada taman dinosaurus," ujarnya.

Upaya perbaikan Taman Tegalega, kata Emil, dimaksudkan untuk mendekatkan masyarakat dengan monumen Bandung Lautan Api yang kurang diminati warga.

"Kami ingin mendekatkan masyarakat kepada Monumen Bandung Lautan Api, selama ini kan jarang (dikunjungi)," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com