Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Tahun Empat Kakak Beradik Ini Hidup dalam Kondisi Lumpuh Layu

Kompas.com - 02/02/2017, 13:05 WIB
Mansur

Penulis

POSO, KOMPAS.com - Sebuah keluarga yang tinggal di pelosok Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, hidup dalam kondisi menyedihkan.

Empat kakak beradik dalam keluarga itu mengalami kelumpuhan sejak berusia kanak-kanak tahun.

Keempat anak itu lahir dari suami-istri Bantua Burungudju (70) dan Laurina Tampusu.

Anak tertua bernama Yerid Burunguju (48) dan adik-adiknya Lonis (35), Ebit(33), serta Nigar (31). Keempatnya menderita lumpuh.

Sejak ibu mereka meninggal dunia pada November 2016, keempat kakak beradik tersebut hanya diasuh oleh sang ayah mereka yang sudah renta.

Keluarga yang lain maupun warga sekitar ada kalanya datang membantu untuk memandikan serta memberi makan ala kadarnya.

Hampir sepanjang hidup, mereka hanya terbaring lemah di salah satu kamar yang terbuat dari anyaman bambu beralaskan tikar.

Desa Barati tempat mereka tinggal adalah wilayah terpencil yang berjarak sekitar 80 kilometer atau 3 jam perjalanan dari ibu kota Kabupaten Poso.

Keluarga ini hidup dalam kemiskinan. Dinas Kesehatan sudah membantu, meski demikian kondisi mereka tidak mengalami perubahan.

Bantua mengatakan, keempat anaknya lahir dalam kondisi normal. Mereka dapat berjalan ketika berusia di atas satu tahun.

Memasuki usia 4 hingga 6 tahun, anak-anaknya itu mulai sulit berdiri. Mereka hanya jongkok ataupun duduk dan akhirnya benar-benar lumpuh sehingga terpaksa berbaring di tempat tidur.

Menurut Bantua, tak satu pun dari anaknya mendapatkan imunisasi karena sulit didapatkan pada tahun 70-an.

Kelumpuhan membuat keempatnya anaknya tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki mereka, apalagi tubuh mereka. Untunglah mereka tetap dapat makan dan minum dengan cara disuap meskipun tidak selancar manusia normal lainnya.

"Siapa pun orangtua, kalau selama puluhan tahun mengasuh anak dalam kondisi lumpuh, pasti akan mengeluh apalagi dengan kondisi ekonomi yang sangat terbatas. Saya hanya berharap bantuan dari pemerintah daerah dan pusat," kata Bantua dengan air mata berlinang, Rabu (1/2/2017).

Kepala Desa Barati, Hermawan, mengatakan bahwa kondisi keempat warganya itu betul-betul sangat memprihatinkan. Keterbatasan fisik sang ayah dan kondisi ekonomi keluarga itu memperburuk keadaan sang anak.

Ia berharap ada perhatian khusus dari pemerintah daerah dan pusat untuk segera memberikan bantuan sehingga dapat meringankan beban hidup mereka.

"Saya cuma berharap dengan melalui media pers dan sudah terpublikasi, akan banyak orang-orang yang tersentuh hatinya untuk membantu keluarga penderita lumpuh layu tersebut," kata Hermawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com