Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Melakukan "Tagging" di Punggung Hiu Paus di Gorontalo

Kompas.com - 05/11/2016, 07:12 WIB
Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com –   Beberapa ekor hiu paus (Rhincodon typus) di pantai Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, sekarang memiliki tanda di punggungnya.

Sudah dua ekor hiu paus yang dipasangi alat di punggungnya oleh tim Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan (BPSPL) Makassar, Litbang KKP, Tim Monitoring Whale Shark indonesia (WSID)  dan World Wildlife Fund (WWF).

“Hari kedua kami berhasil menandai 1 ekor setelah kemarin juga 1 ekor,” kata Wawan Iko, anggota Tim Monitoring Whale Shark indonesia (WSID) Gorontalo, Sabtu (5/11/2016).

Pada hari kedua muncul seekor hiu paus dengan ukuran 8 meter, lebih besar dari hari pertama yang berukuran 7 meter.

Pada hari kedua, hiu paus itu muncul bersama temannya yang sudah memiliki tanda di punggungnya.

Meskipun ukurannya sangat besar bagi manusia, tetapi sebenarnya kedua hiu paus ini masih terbilang remaja.

Menurut Wawan, yang biasa menyelam di kawasan ini, ukuran hius paus dewasa bisa mencapai 20 meter.

Memantau hiu paus di Botubarani ini dilakukan siang malam selama 10 hari. Jika terlihat muncul tengah malam, maka petugas yang di lapangan harus segera menghubungi tim yang melakukan tagging.

Pada pukul 06.00 Wita petugas harus menyiapkan peralatan di tepi pantai seperti alat tagging, baterai, dan lainnya.

Deploy Receiver Accoustic sejak hari pertama sudah ditanam pada kedalaman 40 meter. Awalnya pada kedalaman 10-12 meter, tetapi karena dikhawatirkan terganggu arus, maka dibenamkan lebih dalam lagi.

“Pagi jam 7.00 kami sudah di air, idealnya melakukan tagging itu dengan snorkling,” papar Wawan.

Ritual pemanggilan hiu paus diawali dengan menumpahkan limbah udang di lokasi yang  tidak jauh dari pantai.

Aroma udang yang amis ini diperkirakan menjadi daya tarik para hiu paus hingga mereka mendekat.

Pada hari kedua, kedua hiu paus mendekat. Awalnya mereka datang dari kedalaman, lalu mendekat taburan limbah udang yang mengambang.

Saat membuka mulutnya, raksasa laut ini mengisap air hingga limbah udang masuk dalam ringga mulutnya.

Saat jarak hiu paus dalam jangkauan, maka Mahardika Rizki Himawan dari WSID IPB yang bertugas memasang alat tagging.

Dia kemudian menembakkan alat canggih yang didatangkan dari Kanada ini ke bagian punggung hewan tersebut.

Proses ini dilakukan sambil terus berenang di perairan Botubarani yang jernih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com