Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Berburu Manik-manik Kuno di Lahan Bekas Kebun Karet Glenmore

Kompas.com - 08/10/2016, 07:11 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sejak dua bulan terakhir, ratusan orang berburu manik-manik kuno di lahan bekas tanaman karet perkebunan PT Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Dengan menggunakan alat alat sederhana, seperti cangkul, sekop, timba, dan pisau atau sabit, para pemburu itu mengorek tanah untuk mendapatkan manik-manik yang diduga berusia ratusan tahun.

Afif (26), warga Desa Margomulyo, Glenmore, mengatakan, biasanya manik-manik tersebut tersembunyi dalam bebatuan yang berbentuk seperti kotak di kedalaman dua meter dari permukaan tanah.

"Ada yang bawa besi yang kemudian dia tancap-tancapkan ke tanah. Jika terbentur batu, biasanya akan digali. Di dalamnya bisa ada dua kilo manik-manik berbagai warna," kata Afif kepada Kompas.com, Jumat (7/10/2016).

Ketika menemukan manik-manik, warga tidak akan langsung menyentuhnya, tetapi membiarkannya terkena angin lebih dahulu. Jika langsung diambil, manik-manik tersebut akan hancur karena rapuh.

"Harus hati-hati, tidak boleh kasar saat ngambil," kata Afif.

Ira Rachmawati Seorang warga sedang menggali lahan bekas tanaman karet di Glenmore Banyuwangi untuk mencari manik manik yang diduga berusia ratusan tahun
Ada beragam ukuran manik-manik yang ditemukan warga. Ada yang sebesar biji kacang hijau atau biji jagung dengan lubang bagian tengahnya seperti bekas kalung atau gelang.

Warnanya pun beragam pada setiap lubang temuan. Ada yang berwarna merah, oranye, kuning, biru, cokelat dan motif warna lain.

Temuan itu dijual dengan harga bervariasi. Batu manik berwarna oranye dihargai Rp 50.000 per gram. Ada juga yang hanya Rp 20.000 per gram, yakni untuk manik berwarna merah.

Yang paling mahal adalah masbron dan biru sebesar jari kelingking. Banderolnya Rp 50.000 per biji. "Sudah ada pengepul yang datang ke sini," kata Afif.

Sebenarnya perburuan manik-manik tersebut sudah dilakukan sejak awal 1990-an.

Penggalian berhenti karena lahan di PT Glenmore tersebut ditanami pohon karet. Saat ini lahan tersebut kembali dibuka dan rencananya akan ditanami dengan jagung.

"Banyak yang cari, bahkan sampai ada yang dirikan tenda dan bermalam di lahan. Untungnya lumayan, bisa sampai Rp 7 juta per lubang temuan," kata Afif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com