Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Purwakarta Pecahkan Rekor Dunia Ucapkan "Sampurasun" dan Pukul Kentongan

Kompas.com - 21/08/2016, 08:01 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Kabupaten Purwakarta memecahkan rekor dunia dalam pengucapan "Sampurasun" dan pemukulan kentongan dengan peserta terbanyak, yakni 57 ribu peserta, Sabtu (20/8/2016) malam.

"Sampurasun" merupakan salam khas orang Sunda yang memiliki arti memohon maaf untuk menyempurnakan sebuah pertemuan dengan sesama manusia.

Sedangkan kentongan merupakan alat pukul yang biasa digunakan oleh masyarakat Sunda saat menjalankan rutinitas siskamling dalam menjaga lingkungan dari gangguan keamanan.

Tak hanya itu, kentongan atau orang Sunda familiar menyebutnya dengan istilah "kohkol", selalu digunakan sebagai "alarm" untuk mengumpulkan massa di satu tempat.

Festival ini diawali dengan opening art  tepat pukul 20.00 WIB di depan Patung Egrang di kawasan Jalan Jenderal Sudirman Purwakarta.

Sesuai dengan tema yang diusung pada peringatan hari jadi kali ini, opening art menampilkan tarian bernuansa bambu.

Setelah itu, seluruh peserta yang terdiri dari unsur OPD, BUMN, BUMD, BUMS dan masyarakat berjalan beriringan sambil mengucapkan "Sampurasun" dan memukul kohkol.

Ini dilakukan untuk memecahkan rekor sampai garis akhir di area Gedung Kembar Jalan KK Singawinata Purwakarta.

Perwakilan Museum Rekor Indonesia atau MURI, Deamaian Awan Rahargo, mengaku kagum terhadap Purwakarta atas konsistensi dan prestasi yang diraihnya.

Ia mengatakan, festival di Purwakarta selalu menorehkan prestasi berupa pemecahan rekor sehingga mengundang daya tarik wisatawan lokal maupun internasional.

"Purwakarta itu bagus ya, karena setiap tahun selalu konsisten bikin acara bukan sekedar acara. Tetapi acara yang memiliki unsur etnik dan kebudayaan yang kuat," ucapnya.

Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menuturkan "Sampurasun" dan kohkol merupakan dua hal dari kebudayaan Sunda yang memiliki akar sosio–kultur yang kuat.

Keduanya berangkat dari semangat saling menghargai dan gotong royong antarsesama manusia. Semangat ini pun sejalan dengan visi pembangunan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

"Dalam 'sampurasun' ada semangat saling menghargai dan toleransi. Bayangkan saja orang baru ketemu tapi minta maaf, tapi ya itulah orang Sunda. Itu cara mereka meraih kesempurnaan hidup," ucapnya.

Sementara kohkol atau kentongan memiliki nilai gotong royong, meronda sama-sama, siskamling bareng-bareng. Bahkan di Purwakarta kohkol ini menjadi tempat untuk beras perelek.

"Setiap rumah punya satu (kohkol), diisi beras satu genggam setiap hari, kemudian diambil oleh Ketua RT untuk dibagikan kepada warga yang kekurangan bahan pangan," ucap Dedi.

Pemecahan rekor ini mengundang decak kagum bukan saja dari masyarakat Purwakarta melainkan masyarakat luar Purwakarta.

Yogi Kusuma (23), warga Kota Bandung, mengaku sengaja datang menyaksikan acara tersebut dan merasa sangat terkesan.

"Excited pokoknya mah!, sangat bangga karena tradisi orang Sunda kini begitu dihargai oleh semua kalangan," kata Yogi seraya mengatakan datang ke Purwakarta membawa keluarga besarnya. 

Kompas TV Kereta Kencana Ini Bawa Bendera Pusaka Merah Putih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com