Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

E-Warung Pertama Diterapkan di Malang

Kompas.com - 27/06/2016, 17:05 WIB

MALANG, KOMPAS.com - Kota Malang menjadi daerah percontohan penerapan layanan warung nontunai atau "e-warung" pertama Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan Koperasi Masyarakat Indonesia Sejahtera nasional yang diluncurkan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Senin (27/6/2016).

"Ini diharapkan dapat menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia dan melalui kartu BISA yang difasilitasi oleh BNI, pemberdayaan fakir miskin menuju masyarakat sejahtera dapat terwujud," kata Khofifah dalam sambutannya pada peluncuran e-warung di Jalan Ikan Tombro Kota Malang, Jawa Timur.

Program itu, lanjut dia, juga bisa menjadi indikasi tidak adanya pemotongan bantuan sosial karena penyaluran bantuan dilakukan langsung lewat transfer ke rekening penerima bantuan dan penggunaan kartu BISA dari BNI. Kartu BISA, Khofifah menjelaskan, bisa menjadi tabungan dan alat transaksi nontunai.

Dia mengatakan, pemberian bantuan sosial nontunai ditujukan untuk menutup kemungkinan adanya pemotongan bantuan.

Saat ini, dana Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial yang sudah turun Rp 1,6 triliun.

Tahun ini, pemerintah akan menyerahkan bantuan sosial PKH secara keseluruhan Rp9,8 triliun dan berencana menaikkan jumlahnya Rp 12,7 triliun pada 2017.

Jumlah penerima bantuan PKH sebanyak enam juta. Mereka akan menerima bantuan empat kali dalam satu tahun.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan pada tahap awal uji coba penyaluran bantuan sosial nontunai akan menyasar 612.816 peserta PKH.

"Dengan model nontunai ini bisa semakin efektif," paparnya.

Program bantuan sosial nontunai ini dikombinasi dengan e-warung sehingga warga penerima bantuan bisa membeli keperluan tanpa menggunakan dana tunai.

"Warung ini saya harap bisa berjalan dengan baik, sehingga mampu menekan angka inflasi," kata Wakil Wali Kota Malang Sutiaji.

Tahun ini layanan e-warung akan diuji coba di 34 kabupaten/kota lainnya dan pada 2017 diharapkan sudah ada 100 kabupaten/kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com