Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Sekolah Mengaku Hentikan Guru Honorer karena Permintaan Atasan

Kompas.com - 24/03/2016, 20:49 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Kasus pemecatan guru honorer di SD Negeri 2 Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, karena menyuarakan persoalan pendidikan di wilayah itu telah menjadi wajah buram dunia pendidikan di Maluku.

Pemecatan guru honorer yang dilakukan secara sepihak itu memantik protes para peselancar di dunia maya.

Apa penyebab hingga Kepala SD Negeri 2 Banda Fatimah Assagaf memberhentikan Miftah dari sekolah itu?

Kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Fatimah mengaku terpaksa melakukannya atas perintah Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Banda.

"Itu karena saya diperintah oleh Kepala UPTD," kata Fatimah, Kamis (24/3/2016).

Dia mengatakan, perintah untuk memecat Miftah dari guru honorer diterimanya setelah Miftah mengungkapkan kondisi pendidikan di Pulau Syahrir dan Pulau Pisang saat berdialog dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Mini, Kamis pekan lalu.

Setelah dialog itu, kata Fatimah, ia diminta langsung memecat Miftah. Namun, ia tidak tidak tega menyampaikannya saat itu juga.

Empat hari kemudian, Senin (21/3/2016), barulah Fatimah memanggil Miftah dan memberitahunya soal permintaan atasannya.

"Saat itu saya tidak sanggup mengatakan kepadanya kalau dia harus dipecat. Karena itu saya minta kepadanya agar Miftah berisitirahat dulu dan tidak usah mengajar. Tapi saya janji kepadanya kalau kondisinya sudah baik akan saya panggil lagi dia untuk mengajar. Jadi bukan dipecat, tapi memintanya beristirahat sebentar," kata Fatimah.

Ia mengaku bahwa sebagai kepala sekolah dia tidak dapat mengelak saat diminta oleh pimpinannya. Apalagi kata Fatimah saat itu Kepala UPTD Pendidikan dan Kepala Dinas Pendidikan juga ikut hadir saat dialog bersama Wapres.

"Jadi saya bilang buat Miftah, 'Saya ini pimpinan kamu di sekolah, tapi pimpinan saya juga ada dan di atas itu juga ada pimpinan, jadi kita dengar dari pimpinan'," ujarnya.

(Baca Curhat ke Wapres soal Pendidikan, Guru Honorer Dipecat)

Menurut Fatimah, terkait masalah itu, dia telah berbicara langsung dengan Miftah untuk memintanya mengajar kembali. Langkah itu dilakukan setelah dia dihubungi kepala UPTD kecamatan.

"Pak Bupati juga menghubungi suami saya dan saya sudah sampaikan ke MIftah dan dia menerimanya," kata dia.

Miftah juga mengakui bahwa ia sudah diminta untuk kembali mengajar. Namun, ia masih menyatakan pikir-pikir.

(Baca Diminta Kembali Mengajar, Guru Honorer yang Dipecat Pikir-Pikir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com