Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Red Bull Akui Bikin Video "Kontroversial" di Borobudur Tanpa Izin

Kompas.com - 21/03/2016, 16:31 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Red Bull mengakui bahwa video iklan yang diprotes masyarakat diambil oleh tim Red Bull International secara spontan ketika salah satu altet mereka, Pavel Perkuns, berkunjung ke Candi Borobudur.

Klarifikasi tersebut disampaikan langsung oleh Red Bull kepada Balai Konservasi Borobudur (BKB) melalui pesan di laman Facebook, Senin (21/3/2016).

Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Marsis Sutopo mengatakan, ia telah menerima pesan tersebut setelah BKB berupaya meminta klarifikasi dan penghapusan video yang menggunakan Candi Borobudur sebagai lokasi shooting.

"Mereka sepenuhnya menyadari bahwa video itu tidak berizin dan berjanji untuk menghapus video tersebut dari semua media promosi yang mereka miliki," kata Marsis dalam keterangan pers tertulis kepada Kompas.com, Senin.

Marsis menyebutkan, video yang menampilkan aksi parkour (free running) itu diketahui BKB setelah Red Bull mengunggahnya di jejaring sosial Facebook, Jumat (18/3/2016) pagi.

Pada hari itu juga, BKB mengonfirmasi dan meminta agar perusahaan minuman berenergi asal Austria itu menghapus video tersebut.

Video itu dianggap menampilkan konten yang membahayakan keamanan dan etika Candi Borobudur sebagai tempat ibadah dan cagar budaya dunia yang dilindungi undang-undang.

"Setelah mendapatkan konfirmasi tersebut, kami segera melakukan konsolidasi dan investigasi internal. Dari hasil investigasi, kami meyakini bahwa video tersebut diambil secara ilegal karena tidak melalui izin resmi dari Kementerian Pendidikan dan kebudayaan," kata Marsis.

Selain tanpa izin resmi, kata Marsis, isi dari video tersebut, seperti berlari di pagar langkan dan memanjat stupa, dapat membahayakan struktur candi peninggalan rasa Samaratungga pada dinasti Syailendra itu.

"Aksi tersebut juga dapat mendorong pengunjung lainnya untuk melakukan aksi yang sama, padahal aksi parkour dapat membahayakan struktur Candi Borobudur," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com