Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pipa Gas Lapindo Bocor Diselidiki

Kompas.com - 14/03/2016, 10:18 WIB
SIDOARJO, KOMPAS — Lokasi munculnya gas yang bersumber dari kebocoran pipa gas Lapindo Brantas Inc di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Jawa Timur, Sabtu (12/3/2016), masih ditutup garis polisi.

Penutupan itu dilakukan untuk kepentingan penyelidikan penyebab kebocoran yang mengakibatkan munculnya gelembung gas di permukaan tanah dan letupan api.

"Rencana pada Senin (14/3/2016), tim dari Pusat Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya baru ke lokasi untuk menyelidiki. Selama menunggu tim, lokasi kejadian disterilkan dari warga," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Sidoarjo Ajun Komisaris Wahyudin Latif.

Sehari sebelumnya, warga Desa Kedungbanteng digemparkan oleh munculnya gelembung gas di permukaan tanah di tepi jalan desa. Pada saat yang sama terjadi letupan api di dalam rumah Supriyono (43), warga RT 003 RW 002. Letupan api membakar sejumlah perabot rumah tangga, seperti kasur lantai, bantal, guling, dan lemari es serta mengenai rambut Pratiwi (9), anak Supriyono yang tengah tidur.

Setelah kebakaran, keluarga Supriyono tinggal mengungsi di rumah sanak saudara dan tetangga. Supriyono dan istrinya, Sulastri, memiliki tujuh anak serta merawat orangtua yang sudah berusia lanjut.

"Saya tidur di warung di tepi sungai untuk sementara waktu. Saudara yang lain berpencar, ada yang di rumah saudara, ada juga yang menumpang di rumah tetangga," kata Nanang Sofi (16), anak keempat Supriyono.

Munculnya gelembung gas dan letupan api juga membuat warga Desa Kedungbanteng khawatir sebab terdapat tiga sumur pengeboran gas Lapindo Brantas di desa mereka dan jaraknya sangat berdekatan.

Jarak Sumur Tanggulangin (TGA) 1 dengan TGA 2 hanya 770 meter dan jarak TGA 1 ke TGA 3 hanya 600 meter. Adapun lokasi munculnya gelembung dan letupan api berada antara TGA 1 dan TGA 2.

Sebelumnya Lapindo berencana mengebor sumur baru di lokasi TGA 1. Rencana pengeboran yang diawali pengurukan dan pemadatan tanah itu menuai penolakan dari sebagian besar warga di Desa Kedungbanteng dan desa sekitarnya, yakni Banjarasri dan Kalidawir.

Ditemui terpisah, Vice President Corporate Communication Lapindo Brantas Inc Hesti Armiwulan mengatakan, investigasi kebocoran pipa gas masih berlangsung karena itu sampai sekarang pihaknya belum mengetahui penyebabnya. Namun, menurut dia, kebocoran terjadi secara halus sebab apabila terjadi kebocoran besar, sistem pengaman akan menutup aliran gas secara otomatis.

"Saat ini keran aliran gas melalui pipa telah ditutup sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," ujar Hesti. Ia menambahkan, rumah Supriyono berada di lokasi yang seharusnya steril karena berada tepat di jalur pipa yang mengalirkan gas dari sumur produksi. Pipa gas Lapindo berdiameter 6 inci ditanam sejak tahun 1999 dengan kedalaman 2 meter.

Penanaman pipa dilakukan di tanah warga dan tanah fasilitas umum dengan sistem sewa lahan. Namun, sejumlah warga yang ditemui membantah ada pembayaran sewa tanah.

"Tidak ada uang kontrak tanah. Kalaupun ada, hanya pemberian uang Rp 50.000 per keluarga. Itu pun diberikan lima tahun setelah ada pemasangan pipa," kata Sutiyem.


Kompas TV Pipa Lapindo di Sidoarjo Bocor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com