Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penertiban Kuota, Ratusan Penumpang Tak Terangkut di Pelabuhan Nunukan

Kompas.com - 18/12/2015, 05:11 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

KOMPAS.COM, NUNUKAN – Jelang Natal 2015 dan Tahun Baru 2016, ratusan penumpang buruh migran yang bekerja di Malaysia tidak terangkut kapal Pelni menuju Sulawesi, di Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Senin (14/12/2015).

Lebih dari 600 penumpang terpaksa menunggu jadwal kapal yang berangkat pada Jumat (19/12/2015).

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaen Nunukan Petrus Kanisius mengatakan, ratusan penumpang kapal tak terangkut Kapal Pelni yang berlayar pada Senin itu karena kapal sudah kelebihan penumpang.

“Kita batasi kemarin. Kalau yang kemarin sampai 2.000. Kita batasi karena sudah melampaui kuota. Kuota yang ditentukan berapa persen ditambah 30 persen, itupun tidak terangkut habis,” katanya pada Kamis (17/12/2015).

Petrus memastikan, jumlah penumpang kapal Pelni yang berangkat pada Jumat ini pasti juga akan kelebihan kuota. Sebab, kapal yang akan berlayar itu merupakan kapal terakhir menuju Sulawesi menjelang Natal dan Tahun baru. Apalagi, masih ada 600 penumpang kapal yang sebelumnya tidak terangkut.

“Besok cukup padat karena dari Tawau (Malaysia) juga cukup habis-habisan karena itu yang terakhir untuk sampai ke tanggal 25,” kata dia.

Petrus meminta Kementerian Perhubungan menambah jumlah armada kapal yang singgah di pelabuhan Tunon Taka Nunukan.

Hal ini terkait langkah Kementerian Perhubungan melakukan penertiban kuota jumlah penumpang kapal, semenara armada kapal yang singgah di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan terbatas.

Menjelang Natal dan Tahun Baru 2015, dipastikan banyak penumpang yang mengabaikan keselamatan demi bisa mudik ke kampung halaman.

“Kenapa setelah Pak Jonan penumpang tidak bisa ternagkut? Ternyata penertiban kuota. Kalau pemerintah menertibkan kuota, otoamis armada ditambah."

"Kalau tidak, bapak tahu tidak, masyarakat ini hidup nekat, mati mudah. Bayar tiga kalipun yang penting naik, soal keselamatan nomor belakang,” ujar Petrus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com