Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah DH, Lelaki yang Terjangkit AIDS dari Pasangan Sejenis

Kompas.com - 02/12/2015, 09:00 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com - Lelaki berinisial DH (23) ini terlihat seperti halnya pemuda lain. Cuek dan banyak tawa kalau diajak bicara. Padahal, pemuda yang tinggal di Kendal daerah atas ini, sudah hampir dua tahun mengidap virus HIV/AIDS.

Dia baru agak termenung, bila disinggung soal penyakitnya itu. DH, mengaku positif terkena AIDS pada tahun 2013. Dia mengetahui kalau positif terkena penyakit tersebut, setelah ikut tes VCT, yang diadakan oleh Puskesmas Kaliwungu.

"Awalnya saya sering sakit panas dan dingin. Namun setelah saya ikut tes VCT, ternyata saya kena AIDS," kata DH, Selasa (1/12/2015) kemarin.

Mengetahui dirinya mengidap AIDS, DH sempat syok dan stres. Demikian juga dengan orangtuanya.

Namun setelah diberi pengertian melalui petugas konseling dari rumah sakit, serta motivasi dari teman-teman LSM Graha Mitra, dia mulai bisa berpikir jernih dan tidak putus asa.

"Kèmatian itu rahasia Tuhan. Demikian juga dengan penyakit. Kalau Tuhan menghendaki sembuh, ya pasti sembuh. Saya masih punya harapan untuk sembuh," ujar dia.

DH mengaku sebagai penyuka sesama jenis. Rasa suka kepada sesama lelaki dia rasakan sejak duduk di bangku SMP kelas II. Ia berani melakukan kencan dan kemudian bersetubuh.

"Orangtua tidak tahu soal saya suka sama dengan lelaki. Sebab perilaku saya seperti laki-laki," ungkap dia.

DH yang hanya tamatan SMP itu, mengaku sempat menjadi 'pelacur' yang bisa dipesan oleh laki-laki lain. Ia mempunyai induk semang yang biasa dia sebut 'agen' . Agen inilah yang mengatur transaksinya.

Profesi itu dia lakoni selama bertahun-tahun. "Saya mulai berhenti setelah positif kena AIDS. Saya tidak ingin menularkan penyakit ini," kata dia.

Hingga kini, DH mengaku terus mengonsumsi antiretroviral (ARV) untuk menjaga kekebalan tubuhnya.

ARV, ia dapatkan gratis dari RSUD Suwondo, Kendal. Sehari ia mengonsumsi dua kali. "Tapi obat itu sering terlambat, sampai 2 minggu. Sehingga saya harus masuk rumah sakit, karena badan panas dingin," kata dia.

"Untuk itu, saya berharap kepada rumah sakit, jangan sampai obat itu terlambat," ucap dia lagi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com