Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernikahan Dini dan Cara Pandang Orangtua Penyebab Remaja Tak Lanjut Kuliah

Kompas.com - 22/06/2015, 11:54 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis


BENGKULU, KOMPAS.com — Kepala Bidang Pengendalian dan Kependudukan BKKBN Provinsi Bengkulu, Iskandar, mengungkapkan, hanya 6 persen pemuda usia 19 hingga 22 tahun di daerah itu yang mampu berkuliah di perguruan tinggi. Data tersebut didapat dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013.

Angka partisipasi murni (APM) untuk usia 7 hingga 12 tahun atau sekolah dasar (SD) dari 10 kabupaten/kota di Bengkulu mencapai 97,30 persen.

"Jumlah ini cukup membanggakan, tapi pemerintah daerah jangan lekas berpuas diri, mari kita lihat untuk APM usia SMP hingga SMA terus turun," ungkapnya, Senin (22/6/2015).

APM usia 13 hingga 15 tahun atau setara SMP turun menjadi 72,44 persen.

"Terjadi pengurangan jika SD 97,30 persen menjadi ke SMP 72,44 persen artinya ada 24,86 siswa SD yang tak melanjut ke SMP," kata Iskandar.

Selanjutnya, APM usia 16 hingga 18 tahun atau setara SLTA di Provinsi Bengkulu juga terus turun menjadi 59,62 persen.

"APM SMP ke SLTA juga mengalami penurunan sebesar 12,82 persen. Kalau ditotal dari SD hingga SLTA, ada 41 persen usia sekolah yang tak melanjutkan hingga SLTA, ke mana mereka putus sekolah," kata Iskandar.

Sementara itu, dari 59,62 persen APM SLTA, hanya 6 persen yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Artinya, 53 persen tamatan SLTA tak melanjutkan kuliah.

Iskandar menyebutkan, ada beberapa faktor penyebab rendahnya APM mengakibatkan putus sekolah. Pertama, pernikahan dini yang usia 15 hingga 16 tahun mencapai 2,99 persen, usia 17 hingga 18 mencapai 24,77 persen, dan usia 19 hingga 24 mencapai 44,38 persen.

Faktor kedua adalah faktor ekonomi, mengakibatkan anak putus sekolah dan membantu orangtua bekerja di sektor industri. Faktor ketiga ialah cara pandang orangtua yang melihat pendidikan tinggi tak penting.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com