Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan Brigadir Rudy, Pintu Masuk Bongkar Mafia Perdagangan Manusia NTT

Kompas.com - 24/08/2014, 22:15 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Kelompok Kerja Menentang Perdagangan Manusia (Pokja MPM) menilai, kasus Brigadir Polisi Rudy Soik yang melaporkan komandannya sendiri ke Komnas HAM, menjadi pintu masuk untuk membongkar kasus mafia perdagangan manusia di Nusa Tenggara Timur.

Koordinaor Pokja MPM Gabriel G Sola dan Sekretaris Heriyanto kepada Kompas.com, Minggu (24/8/2014) menyerukan kepada semua pihak agar dukungan yang meluas kepada Rudy, seharusnya menjadi komitmen bersama dan modal besar untuk mengungkap mafia perdagangan manusia (trafficking) yang selama ini mengakar di NTT.

“Setelah hampir dua minggu mendampingi Rudy Soik untuk bertemu dengan sejumlah pihak terkait di Jakarta, kami melihat apa yang dilakukan Rudy tersebut perlu diberi apresiasi dan dukungan nyata. Apalagi, selama ini berbagai kasus perdagangan manusia di NTT tidak pernah diusut tuntas. Kalaupun ada yang dilaporkan, paling hanya diperiksa dan ditahan beberapa hari kemudian akan kembali dilepas,” beber Gabriel diamini Heriyanto.

Hariyanto menambahkan, Pokja MPM melihat perlunya komitmen semua pihak agar tidak saja memberi dukungan terhadap Rudy, tetapi juga bekerja untuk membongkar jaringan mafia perdagangan manusia di NTT.

“Jangan sampai energi dan dukungan yang semakin besar ini hanya sebatas membantu Rudy. Padahal, kasus yang menimpa Rudy adalah bagian dari jaringan yang sistematis memperdagangan manusia di NTT dan Indonesia,” tambah Heryanto.

Keputusan Pokja MPM untuk mendampingi Rudy, juga berangkat dari komitmen untuk membongkar berbagai kasus perdagangan manusia NTT. Untuk itu, dukungan dari mana pun dan siapa pun sangat diperlukan dalam memperbesar gerakan ini untuk menyelamatkan setiap manusia NTT yang selama ini sudah dijadikan komoditas.

Diberitakan sebelumnya, Brigadir Polisi (Brigadir) Rudy Soik, penyidik pada Direktorat Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda NTT yang mengadukan atasannya Direktur Krimsus Polda NTT, Kombes Pol Mochammad Slamet ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Jakarta, Selasa (19/8/2014) lalu, karena menghentikan secara sepihak penyidikan kasus calon TKI ilegal yang sedang ia tangani.

Kasus itu sendiri, kata Brigadir Rudy, berawal pada akhir Januari 2014 lalu. Ketika itu, ia bersama enam orang temannya di Ditreskrimsus Polda NTT menyidik 26 dari 52 calon TKI yang diamankan karena tak memiliki dokumen. Sebanyak 52 TKI itu direkrut PT Malindo Mitra Perkasa dan ditampung di wilayah Kelurahan Maulafa, Kota Kupang. Tempat penampungannya pun tak layak huni karena seperti sel tahanan.

Penyidikan pun dimulai dan Brigadir Rudy menemukan bukti yang cukup sehingga pada saat ia hendak menetapkan tersangka (perekrut calon TKI), datanglah perintah sepihak dari Dirkrimsus, Kombes Pol Mochammad Slamet untuk menghentikan kasus tersebut tanpa alasan yang jelas.

Terkait dengan kasus itu, Brigadir siap dipecat dari keanggotaannya sebagai polisi jika terbukti laporan yang diadukannya itu adalah rekayasa.

Sementara itu, jika komandan yang terbukti bersalah, maka dia meminta masyarakat dan pemerintah untuk menghukum komandannya itu. Selain itu, Brigadir Rudy juga meminta Polda NTT untuk tidak memperlakukan dirinya sama seperti musuh bagi polisi karena bagaimanapun dia dan komandannya, Kombes Pol Mochammad Slamet adalah anggota polisi aktif.

“Sebagai putra asli NTT, saya sangat prihatin dengan anak-anak kita yang dipekerjakan tanpa melalui prosedur yang benar," kata Brigadir Rudy.

Rudy mengatakan, orangtua calon TKI di kampung kesulitan mendapatkan akses komunikasi. Oleh karena itu, kalaupun mereka direkrut untuk dipekerjakan, maka harus melalui prosedur yang benar sehingga keberadaan mereka di luar neger bisa diketahui oleh orangtua mereka.

"Jangan sampai mereka (calon TKI) meninggal pun, orangtua tidak tahu dan menggangap mereka masih aktif kerja,” kata Brigadir Rudy.

”Saya putra NTT yang menjadi aparatur hukum, akan melawan siapapun yang menjual anak NTT dan sampai kapanpun akan tetap saya lawan,” tandas Rudy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com