Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Cisumdawu Akan Tembus Cadas Pangeran

Kompas.com - 09/01/2014, 03:09 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Saat ini pembangunan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) memperoleh tantangan terbesar, yakni menembus Cadas Pangeran di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Akan ada terowongan termegah di jalur tol ini.

"Kendala (pembangunan Tol Cisumdawu) ada pada sesi 2," kata Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat M Guntoro, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (8/1/2014). Di bagian inilah Cadas Pangeran berada di lintasan jalur tol.

Tol Cisumdawu akan memiliki panjang 61 kilometer. Waktu pembangunannya diperkirakan makan waktu dua tahun, dan tol ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2016.

Pembangunan Tol Cisumdawu dilakukan dalam enam sesi. "Sesi 1, yaitu (awal tol di) Tanjungsari sampai Sumedang sudah beres," kata Guntoro.

Adapun untuk sesi 2 yang harus melintasi Cadas Pangeran, Guntoro mengatakan bahwa pembuatan terowongan menjadi pilihan. "Perkiraan awal, panjang terowongan 1 kilometer. Setelah kami kaji lagi, panjangnya 500 meter," sebut dia.

Pembangunan terowongan, menurut Guntoro, butuh dana Rp 3 triliun. "Ya, untuk terowongan saja, belum dengan jalan tol-nya," kata dia. Guntoro pun mengatakan bahwa terowongan tol ini akan menjadi terowongan terbesar dan termegah di Indonesia.

Tol Cisumdawu, papar Guntoro, adalah tol yang akan menghubungkan jalur tengah dan pantura Jawa Barat. Selain itu, Tol Cisumdawu pun bakal menjadi urat nadi penunjang keberadaan Bandara Internasional Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, yang saat ini juga masih dalam tahap pembangunan.

"Pembangunan terowongan akan kami mulai di awal 2014 ini," ujar Guntoro. Kesulitan untuk sesi ini, sebut dia, hanya ada satu, dan itu adalah melubangi bukit di kawasan Cadas Pangeran. "Kalau terowongan sudah selesai, yang lain mudah."

Cadas Pangeran saat ini masih menjadi jalur utama lalu lintas berbasis jalan yang menghubungkan Bandung dan Cirebon. Nama kawasan ini berasal dari abad ke-18, yakni era pembangunan Jalan Raya Pos Daendels.

Karena medan berbukit dan penuh cadas alias batu besar, ribuan pekerja pribumi yang dikerahkan membangun jalan tersebut tewas. Situasi ini memicu kemarahan penguasa lokal, Pangeran Kusumadinata IX, yang juga dikenal sebagai Pangeran Kornel. Sejak saat itulah kawasan itu dikenal sebagai Cadas Pangeran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com