Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sel, Syihabuddin Kangen Dua Istrinya

Kompas.com - 14/06/2011, 18:11 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — "Dik, mreneo. Sini wae (Adik ke sini. Di sini saja). Aku masih kangen," suara Syihabuddin mencoba membelah keramaian pengunjung sidang, memanggil Titi Budi Rochati (46), istri keduanya, Selasa (14/6/2011) siang.

"Dik, mrene lho. Ditimbali Abah (Dik, sini lho. Dipanggil Abah)," kata Siti Khotimah (48), istri pertama Syihabuddin.

Mendengar suara madunya, Titi Budi Rochati kemudian mendatangi sel. Mereka mengobrol bertiga. Kesempatan itu digunakan untuk melaporkan keadaan pondok yang ditinggal kiainya tersebut.

Sesaat kemudian, para santri diminta menggelar mujahadah di depan ruang tahanan sementara. "Wah, Pak Kiai berubah jadi wanita atau jadi anak-anak?" celetuk seorang santri.

Syihabuddin dan dua istrinya tertawa. "Wis ayo jare arep mujahadah-an. Ndang ditata (Sudah sudah, katanya akan menggelar mujahadah. Ayo segera bersiap)," kata Syihabuddin. Mujahadah itu pun digelar di depan ruang tahanan. Saat itulah keluarga poligami ini terlihat rukun saling mendoakan.

Ketika mata Siti Khotimah, istri pertama Syihabuddin, berkaca-kaca, Titi Budi Rochati yang mengambilkan tisu. "Dulu waktu hari kedelapan belas, saya sakit. Rasa kangen kepada dua wanita yang menjadikan saya tegar ini tak bisa dibendung. Hampir semalam saya tak bisa tidur," kata Syihabuddin.

Titi Budi Rochati yang lebih terbuka menceritakan bahwa saat ini pondok pesantren asuhan Syihabuddin dikelola oleh salah satu keluarga. Adapun para santri putri diasuh oleh anak sulungnya.

Syihabuddin memiliki empat anak dari istri pertama, dua perempuan dan dua laki-laki. "Totalnya ya empat anak. Kan putrane Bu Nyai yang sepuh juga putra saya. Enggak ada bedanya," kata Titi.

Menurut Titi, saat awal kasus ini terjadi, Syihabuddin banyak bercerita kepada kedua istrinya. Dia juga meminta nasihat kepada dua istrinya itu. "Saya dan Bu Nyai Sepuh yang menyarankan agar Abah tabah saja. Apa pun tuduhannya, pasti ada hidayah di dia. Selain itu, kalau Abah memang salah, kan harus bertanggung jawab," kata Titi.

Saat mujahadah, Syihabuddin mengikuti dari dalam sel. Ia seakan menjadi cermin yang memantulkan suara doa yang dilantunkan KH Achmad Fathudin. Ia mengikuti doa yang dilantunkan, sementara kedua istrinya mengamini dengan khusyuk. "Saya tak mampu jongkok lama. Telapak kaki dan pinggang saya rasanya pegal," kata Siti Khotimah.

Kangen-kangenan itu selesai ketika sidang dimulai. Seusai sidang, mereka tak lagi sempat melepas kangen karena Syihabuddin langsung dilarikan ke LP Kedungpane, Semarang, menggunakan kendaraan taktis Brimobda Jawa Tengah.

"Maaf, saya mau nyusul Abah ke LP dulu. Insya Allah kita bisa ketemu lagi dan mengobrol, ya. Eh jangan lupa, foto-foto Abah selama di penjara atau selama sidang, nanti tolong saya diberi ya," kata Titi sambil berlalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com