Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keempat Pelaku Termasuk Jaringan Teroris

Kompas.com - 30/05/2011, 12:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Empat pria pelaku penembakan tiga polisi di Poso, Sulawesi Tengah, terindikasi tergabung dalam jaringan teroris. Hal ini berdasarkan penyidikan tim Densus 88 Antiteror Polri, yang hingga kini masih mendalami kelompok teroris yang terkait dalam peristiwa itu.

"Mereka terindikasi jaringan teroris," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Senin (30/5/2011).

Anton mengatakan, hasil penggeledahan rumah Haryanto di Kelurahan Moengko Baru, Poso Kota, ditemukan berbagai bahan untuk merakit bom, seperti sulfur dan pipa. Haryanto adalah salah satu pelaku yang tertangkap saat razia. Pelaku lain yang juga tertangkap yakni Firdaus.

Anton menambahkan, kelompok mereka terindikasi melakukan pencurian kendaraan bermotor untuk mendanai kegiatan. Indikasi itu berdasarkan ditemukannya kunci T di rumah Haryanto. Selain itu, lanjut Anton, kelompok mereka berencana merampok toko emas.

"Mereka sengaja mencari senjata api dengan harapan ingin mengumpulkan senjata api sebanyak-banyaknya," ucap Anton. Seperti yang diberitakan, mereka merampas satu senjata api jenis SS1 V2 milik anggota. Senjata itu berhasil disita bersama dua senjata api laras panjang milik pelaku.

Hingga saat ini, tambah Anton, pihaknya masih memburu dua pelaku lain, yakni Dayat dan Faruk, di dalam hutan di sekitar Poso. "Masih berjalan terus. Kita mengimbau kepada mereka agar menyerahkan diri," kata Anton.

Seperti diberitakan, dua polisi yakni Bripda Gustiar Yudistira dan Bripda Prawira tewas saat penyerangan dengan senjata api. Satu polisi lagi yakni Bripda Dedi Edwar terluka di bagian lengan. Saat itu, ketiganya tengah berjaga di pos polisi di sekitar Kantor BCA Cabang Palu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com