Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Antarkelompok di Kenyam, 3 Meninggal

Kompas.com - 03/07/2024, 16:09 WIB
Pythag Kurniati

Editor

PAPUA, KOMPAS.com- Tiga orang meninggal dunia dalam bentrokan antarkelompok masyarakat yang terjadi di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Provinisi Papua Pegunungan.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo mengungkapkan, penyerangan bermula pada Selasa (2/6/2024) sore.

Menurutnya, saat itu dua kelompok saling menyerang di depan rumah Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Nduga.

Baca juga: Gara-gara Stiker Helm, Pesilat dan Warga di Solo Nyaris Bentrok

"Terdapat dua pendatang dievakuasi setelah mendapat penyerangan dari kubu yang sedang bertikai," kata Benny, Rabu (3/6/2024), seperti dikutip dari Tribun Papua.

Benny mengatakan ada tiga korban meninggal dalam peristiwa tersebut.

Mereka adalah Abraham Runga (51) dan Marianus Gery (63). Sedangkan identitas satu orang korban lainnya masih diselidiki.

Baca juga: Bentrok Antar-kelompok di Wouma, 2 Orang Meninggal

"Aparat gabungan TNI-Polri langsung membawanya ke RSUD Kenyam guna penanganan medis lebih lanjut," katanya.

Kapolres Nduga AKBP VJ Parapaga mengungkapkan, polisi menyita sejumlah senjata tradisional seperti panah dan busur.

"Saat ini sjeumlah personel disiagakan di lokasi untuk mengantisipasi kembali bentrokan kedua kelompok tersebut," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul 3 Orang Tewas saat Bentrok Suku di Kenyam, Kabupaten Nduga Papua Pegunungan


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Alasan PSI Salatiga Cabut Dukungan untuk Hariyono Masturi meski Kantongi Surat Tugas dari Kaesang

Alasan PSI Salatiga Cabut Dukungan untuk Hariyono Masturi meski Kantongi Surat Tugas dari Kaesang

Regional
Banyak Industri Masih Gunakan Air Tanah, Perparah Penurunan Muka Tanah dan Abrasi di Pantura

Banyak Industri Masih Gunakan Air Tanah, Perparah Penurunan Muka Tanah dan Abrasi di Pantura

Regional
Geopark Silokek di Sumatera Barat: Daya Tarik, Latar Belakang, dan Rute

Geopark Silokek di Sumatera Barat: Daya Tarik, Latar Belakang, dan Rute

Regional
Kota Solo Jadi Tuan Rumah Festival Agama Hindu Utsawa Dharmagita

Kota Solo Jadi Tuan Rumah Festival Agama Hindu Utsawa Dharmagita

Regional
KKB Tembaki Pesawat Smart Air Saat Mendarat di Puncak, Papua Tengah

KKB Tembaki Pesawat Smart Air Saat Mendarat di Puncak, Papua Tengah

Regional
Desa Ilung Raih Juara II Nasional Lomba SDGs Desa, Bupati HST: Semoga Memotivasi Desa Lain

Desa Ilung Raih Juara II Nasional Lomba SDGs Desa, Bupati HST: Semoga Memotivasi Desa Lain

Regional
Diusung Golkar, Bacagub Banten Airin Janjikan Beasiswa Penghafal Al Quran

Diusung Golkar, Bacagub Banten Airin Janjikan Beasiswa Penghafal Al Quran

Regional
Cabuli Anak Didik, Pelatih Paskibra di Sikka Ditetapkan Jadi Tersangka

Cabuli Anak Didik, Pelatih Paskibra di Sikka Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Pegawai Honorer di Aceh Besar Dibegal Pria Kenalan dari Medsos

Pegawai Honorer di Aceh Besar Dibegal Pria Kenalan dari Medsos

Regional
Tim SAR Evakuasi 11 Penumpang Longboat yang Mati Mesin di Tengah Cuaca Buruk

Tim SAR Evakuasi 11 Penumpang Longboat yang Mati Mesin di Tengah Cuaca Buruk

Regional
Gus Yusuf Tak Masuk 5 Besar Survei Indikator Politik, PKB: 3 Parpol Sudah Dukung

Gus Yusuf Tak Masuk 5 Besar Survei Indikator Politik, PKB: 3 Parpol Sudah Dukung

Regional
Diusung Gerindra, Pengangguran Jadi Prioritas Bacagub Banten Andra Soni

Diusung Gerindra, Pengangguran Jadi Prioritas Bacagub Banten Andra Soni

Regional
Harga Pakcoy di Magelang Rp 200 per Kg, Petani Pilih Sedekahkan ke Pondok Pesantren

Harga Pakcoy di Magelang Rp 200 per Kg, Petani Pilih Sedekahkan ke Pondok Pesantren

Regional
Kakek di Rote Ndao NTT Meninggal Mendadak Saat Membicarakan Mahar Perkawinan

Kakek di Rote Ndao NTT Meninggal Mendadak Saat Membicarakan Mahar Perkawinan

Regional
Dugaan Pungli ke Wisatawan di Raja Ampat, KPK Sebut Capai Miliaran Rupiah Per Tahun

Dugaan Pungli ke Wisatawan di Raja Ampat, KPK Sebut Capai Miliaran Rupiah Per Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com