Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi 5 Warga Negara China yang Hendak Diselundupkan ke Australia

Kompas.com - 14/05/2024, 19:59 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aparat Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) menetapkan tujuh orang sebagai tersangka kasus penyelundupan lima warga negara China ke Australia.

Tujuh tersangka itu yakni satu warga China Jiang Xiao Jia dan enam warga Indonesia, Marwin (51), Masir (44), Jamaludin (43), Abang (32), Bustang (29) dan Rudi Mastan (40).

Sedangkan lima warga negara China yakni Dai Zhonghui, Wang Dongfang, Che Xu, Zhao Jing Xiang dan Li Keyan.

Baca juga: Warga Negara China Ditemukan Meninggal di Perbatasan RI-Timor Leste

"Tujuh tersangka sudah ditahan di Mapolda NTT, sementara lima warga negara China dititipkan di imigrasi untuk dideportasi," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy kepada Kompas.com, Selasa (14/5/2024).

Ariasandy menjelaskan, awalnya tujuh tersangka dan lima warga negara China menggunakan kapal milik Jiang Xiao Jia berangkat dari Pulau Samuan, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada 4 Mei 2024.

Jiang Xiao Jia masih berstatus warga negara China, tapi sudah tiga tahun berada di Kabupaten Muna. Dia telah menikah dengan wanita setempat dan memiliki dua orang anak.

Mereka berlayar dan tiba di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT pada 5 Mei 2024.

Di Kabupaten paling timur Pulau Flores itu, mereka beristirahat selama satu malam.

Baca juga: Terlibat Sindikat Penipuan Asmara Online Jagal Babi, 88 Warga Negara China Ditangkap di Batam

Setelah itu, mereka melanjutkan pelayaran dan tiba di Kota Kupang pada 6 Mei 2024.

Di pantai Oesapa, enam warga China dan turun dari kapal dan menginap dua malam di Hotel Winslow Oesapa. Sementara tersangka lainnya tetap di atas kapal karena alasan kerusakan mesin.

Setelah mesin kapal diperbaiki, enam warga China naik kembali ke kapal dan mereka mulai berlayar menuju Australia.

Namun, saat berada di Teluk Kupang dekat perairan Pulau Semau, mereka ditangkap petugas Pengawas Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP, yang saat itu sedang patroli.

Saat hendak ditangkap, mereka mengaku sebagai nelayan yang mencari ikan hiu dan teripang di perairan perbatasan antara Indonesia dan Australia.

Baca juga: Bandara Ngurah Rai Siap dengan 2 Opsi Pemulangan Warga Negara China

Petugas lalu memeriksa dokumen kapal, ternyata tak ada sehingga mereka ditangkap.

Mereka kemudian digiring ke Markas Polda NTT untuk proses hukum lebih lanjut.

"Kasus ini menunjukkan komitmen Polda NTT dalam menangani kejahatan transnasional dan melindungi perbatasan negara dari aktivitas ilegal yang merugikan masyarakat," tegasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com