Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswi Hilang Seminggu, Kabar Terakhir Kirim Pesan Gambar Kaki Kotor

Kompas.com - 30/09/2023, 20:31 WIB
Bayu Apriliano,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Sudah satu minggu lebih Nurvika Aulia Anggraeni (23), warga RT 04 RW 01, Desa Sokowaten, Kecamatan Banyuurip, Purworejo, Jawa Tengah, hilang.

Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) itu menghilang setelah berpamitan mengajar di SMK Kristen Kutoarjo, Kamis (21/9/2023) lalu.

Ibu dari Nurvika, Rini Puji Astuti hingga saat ini masih kebingungan mencari putrinya yang terkenal pendiam itu. Rini sudah melapor ke pihak kepolisian, namun hingga Jumat (29/9/2023) hasilnya masih nihil.

Rini berharap pihak kepolisian bisa segera menemukan anaknya.

Baca juga: Kisah Pilu Bayi Kembar Dibuang Orangtua ke Sungai, Sopir Travel dan Mahasiswi Malu Punya Anak di Luar Nikah

Rini menceritakan, awal hilangnya Nurvika adalah setelah ia berangkat untuk mengajar di SMK Kristen Kutoarjo.

"Pamit baik-baik, hari Kamis (21/9/2023), setengah 1 siang masih WA saya, saya bilang mau antar pesanan kerang, tapi jawabannya hanya 'oke' begitu. Iya ini sudah (hilang) seminggu lebih," kata Rini, Sabtu (39/9/2023).

Setelah kontak terakhir tersebut, lanjut Rini, kemudian telepon genggam milik anaknya tidak bisa lagi dihubungi.

Lalu pada Senin (25/9/2023) Nurvika menghubungi ibunya dan mengabarkan bahwa ia berada di daerah Wirobrajan, Yogyakarta.

Namun, dalam percakapan aplikasi Whatsapp itu Rini menemukan kejanggalan. Nurvika sering mengirim gambar kakinya, namun dalam kondisi kotor. Hal itu semakin membuat Rini takut dan waswas.

"Terakhir WA hari Senin. Terus setiap kirim WA itu gambar kakinya, padahal kakinya mulus tapi digambar menjadi kotor, saya jadi takut, waswas, bilangnya dia sekarang di Wirobrajan, dekat Malioboro katanya," kata Rini sambil tersedu-sedu meratapi anaknya yang hilang.

Rini sebenarnya ingin sekali mencari putrinya ke Yogyakarta. Namun dia mengaku tidak sanggup jika mencari sendirian karena suami Rini juga sudah tiada. Rini sebenarnya sudah melaporkan hilangnya Nurvika ke Polsek Banyuurip.

Namun, hasilnya hingga kini juga belum jelas. Rini juga sudah meminta agar telepon genggam anaknya dilacak pihak kepolisian. Namun, dari pengakuan Rini, polisi tidak berhasil melacak telepon genggam tersebut.

"Saya mau cari ke sana ya susah, saya apa-apa sendiri, suami sudah tidak ada. Saya laporan ke Polsek (Banyuurip), tapi katanya sudah diteruskan ke Polres (Purworejo), lalu kemarin dari Polres hari Selasa (26/9/2023) ke sini, katanya sudah dilimpahkan ke Polda DIY untuk dilanjutkan ke Polsek Wirobrajan. Katanya sudah, tapi katanya nggak bisa ditrek (dilacak)," katanya.

Nurvika saat ini masih kuliah Pendidikan Bahasa Inggris di UM Purworejo. Seharusnya, saat ini Nurvika sudah diwisuda, namun karena hilang hal itu urung terjadi. Rini hanya bisa berharap agar anaknya bisa ditemukan dalam keadaan sehat seperti saat terakhir menghilang.

"Ini semester akhir, harusnya sudah wisuda, kuliah di UMP. Semoga bisa segera ketemu lagi, semoga sehat-sehat tidak terjadi apa-apa," pungkas Rini.

Baca juga: Warga Geger Temukan Mayat Mahasiswi di Dalam Kamar Kos Makassar, Kondisi Sudah Berbau

Kasat Reskrim Polres Purworejo, AKP Andre Birawa membenarkan ada laporan terkait orang hilang di Polsek Banyuurip atas nama Nurvika. Pihak kepolisian kemudian melakukan upaya pencarian dengan menyebar informasi terkait hilangnya Nurvika.

Namun demikian, polisi hingga kini belum beehasil menemukan lokasi keberadaan Nurvika.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Berkunjung ke Pasar Pon, Pasar Hewan di Kabupaten Semarang yang Segalanya Ada

Berkunjung ke Pasar Pon, Pasar Hewan di Kabupaten Semarang yang Segalanya Ada

Regional
Perindo Protes karena Dilarang Pasang Baliho di Exit Tol Salatiga, Bawaslu Beri Penjelasan

Perindo Protes karena Dilarang Pasang Baliho di Exit Tol Salatiga, Bawaslu Beri Penjelasan

Regional
Mengenang Jejak Jalur Rempah di Kota Semarang Melalui Pameran Seni

Mengenang Jejak Jalur Rempah di Kota Semarang Melalui Pameran Seni

Regional
Bawa Rombongan Kampanye, Sopir Rental Hilang Misterius di Goa Terawang Blora

Bawa Rombongan Kampanye, Sopir Rental Hilang Misterius di Goa Terawang Blora

Regional
Tiga Kecamatan di Wonosobo Dilanda Longsor, Dua Orang Dilaporkan Tewas

Tiga Kecamatan di Wonosobo Dilanda Longsor, Dua Orang Dilaporkan Tewas

Regional
Dua Desa di Lombok Tengah Bersitegang, Kapolres Imbau Jaga Kondusivitas

Dua Desa di Lombok Tengah Bersitegang, Kapolres Imbau Jaga Kondusivitas

Regional
Aktivis Lingkungan Karimunjawa Terjerat UU ITE Berhasil Keluar Sel, Penahanan Ditangguhkan

Aktivis Lingkungan Karimunjawa Terjerat UU ITE Berhasil Keluar Sel, Penahanan Ditangguhkan

Regional
'Prank' Terjun ke Sumur Gara-gara Warisan, Pria di Banyumas: Ini Saya Tidak Ditolong?

"Prank" Terjun ke Sumur Gara-gara Warisan, Pria di Banyumas: Ini Saya Tidak Ditolong?

Regional
Keluarga Korban Erupsi Gunung Marapi Dipungut Biaya Visum dan Ambulans, Uang Dikembalikan

Keluarga Korban Erupsi Gunung Marapi Dipungut Biaya Visum dan Ambulans, Uang Dikembalikan

Regional
Ruang Farmasi dan Rawat Jalan RSUD M.Ashari Pemalang Terbakar, Pengunjung Panik

Ruang Farmasi dan Rawat Jalan RSUD M.Ashari Pemalang Terbakar, Pengunjung Panik

Regional
Detik-detik Pelajar SMK Tewas Dianiaya Oknum Polisi di Subang, Sempat Kejar-kejaran dan Dipukuli

Detik-detik Pelajar SMK Tewas Dianiaya Oknum Polisi di Subang, Sempat Kejar-kejaran dan Dipukuli

Regional
28 Titik di Jalur Kerata Api Daop 5 Purwokerto Rawan Bencana

28 Titik di Jalur Kerata Api Daop 5 Purwokerto Rawan Bencana

Regional
Kapal Berbendera Panama Lontarkan Sinyal Bahaya, Ternyata dari Kotak yang Dibuang ke Laut

Kapal Berbendera Panama Lontarkan Sinyal Bahaya, Ternyata dari Kotak yang Dibuang ke Laut

Regional
Selundupkan Sabu, 12 Warga Medan Ditangkap di Bima

Selundupkan Sabu, 12 Warga Medan Ditangkap di Bima

Regional
Satpol PP DIY Dapat Seragam Baru Desainer dari Keraton Yogyakarta

Satpol PP DIY Dapat Seragam Baru Desainer dari Keraton Yogyakarta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com