LAMPUNG, KOMPAS.com - Proyek reklamasi yang terjadi di pesisir Bandar Lampung dikhawatirkan menimbulkan efek domino berkepanjangan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Lampung Bayu Witara mengatakan, efek buruk reklamasi tidak hanya dialami lingkungan di sepanjang pesisir tersebut.
Baca juga: Polemik Reklamasi di Lampung, Nelayan Harus Memutar untuk Melaut
"Kita sangat mengecam kegiatan reklamasi yang dilakukan oleh PT SJIM (PT Sinar Jaya Inti Mulya) itu," kata Bayu saat dihubungi, Senin (18/9/2023) malam.
Menurutnya dampak terbesar akan dialami oleh nelayan di sekitar area reklamasi tersebut yang terampas haknya untuk mencari sumber pencaharian.
Bayu mengatakan, tidak semua nelayan di Pantai Karang Jaya adalah nelayan jarak jauh atau dengan kapal yang besar. Sebagian besar adalah nelayan perairan dangkal yang bermodal seadanya seperti perahu dayung, jala dan pancing.
Nelayan perairan dangkal ini, kata Bayu, sangat mengandalkan ekosistem biota laut yang ada di terumbu-terumbu karang.
Ketika reklamasi menimbun perairan dangkal, mau tidak mau nelayan pinggiran ini harus ke perairan dalam untuk mencari ikan.
"Kalau mereka ke bagian tengah (perairan dalam) dengan alat seadanya, mereka mempertaruhkan nyawa," kata Bayu.
Bayu menambahkan, dengan adanya reklamasi tersebut akan timbul efek domino yang tidak hanya menghancurkan lingkungan tetapi juga kehidupan para nelayan.
"Lingkungan rusak, nelayan tidak ada sumber pencaharian, timbul kemiskinan dan efek-efek buruk lainnya," kata dia.
Baca juga: Saat Nelayan di Lampung Tak Bisa Lagi Cari Ikan akibat Reklamasi...
Diberitakan sebelumnya, proyek reklamasi di Pantai Karang Jaya menjadi polemik berkepanjangan. Reklamasi ini bahkan dibahas oleh Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Komisi IV DPR RI meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan menjatuhkan sanksi kepada PT Sinar Jaya Inti Mulya (PT SJIM) atas kegiatan reklamasi di Pantai Karang Jaya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.