JAMBI, KOMPAS.com - Dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sekitar Kota Jambi berdampak pada munculnya kabut asap.
Hasil pemeriksaan kualitas udara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi, dengan alat ukur Air Quality Monitoring System (AQMS) yang terletak di Tugu Keris dan Simpang Pulai, kualitas udara masuk kategori merah atau tidak sehat.
Terkait hal ini, Wali Kota Jambi Syarif Fasha meminta warga memakai masker saat pergi ke luar rumah.
Baca juga: Kebakaran Lahan di Sumsel Meluas, Kualitas Udara di Palembang Tidak Sehat
"Ya. Udara sudah tidak sehat. Wali Kota Jambi juga sudah mengimbau kepada warga agar menggunakan masker jika beraktivitas di luar ruangan," kata Kepala DLH Kota Jambi Ardi melalui sambungan telepon, Senin (4/8/2023).
Ia menuturkan, kualitas udara yang tidak sehat ini disebabkan oleh karhulta di berbagai daerah dekat dengan Kota Jambi.
Ardi mengatakan, imbauan Wali Kota Syarif agar warga memakai masker patut dipertimbangkan. Pasalnya, kualitas udara yang buruk dapat memicu infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
"Ketika bernapas memang tercium bau asap yang amat pekat. Itu tanda-tanda asap kebakaran," kata Ardi.
Baca juga: Kualitas Udara di Padang Turun, Warga Diminta Pakai Masker di Luar Ruangan
Kabut asap yang menyelimuti Kota Jambi membuat kualitas udara memburuk. Hasil pengukuran alat rata-rata di atas 100 AQ.
Level pencemaran udara ini berada di zona merah atau kategori tidak sehat, terutama untuk kelompok masyarakat yang sensitif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.