FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Setelah kurang lebih lima hari melakukan upaya pemadaman kebakaran lahan dan hutan di wilayah Nobo, Norabelen, dan lereng gunung Lewotobi, Kabupaten Flores Timur, NTT, titik api tidak lagi terpantau.
Kepala Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Pit Muda mengatakan, sejumlah lokasi dampak kebakaran terpantau aman.
"Tadi pagi sampai siang, saya dan beberapa warga desa melakukan penyisiran di sejumlah lokasi. Untuk sementara kondisinya aman," ujar Pit saat dihubungi, Rabu (30/8/2023).
Baca juga: Pemadaman Terkendala, Kebakaran Hutan dan Lahan di Flores Timur Terus Meluas
Kendati begitu, lanjut Pit, warga diminta tetap waspada, karena di beberapa titik, masih terlihat asap yang bersumber dari kayu kering berukuran besar.
"Kayu-kayu itu terbakar saat api merambat ke lereng gunung, tapi belum padam. Sehingga kita tetap waspada apalagi dengan cuaca seperti saat ini, angin kencang," katanya.
Pit mengimbau agar warga yang hendak membuka lahan baru tidak dilakukan dengan cara membakar.
Sebab selain melanggar hukum, juga akan berpotensi terjadi kebakaran yang lebih luas. Apalagi saat ini sedang musim kemarau.
Baca juga: Karhutla di Flores Timur Meluas, Api Mulai Merambat ke Perkebunan Warga
"Saya berharap semua warga harus berkaca dari peristiwa yang terjadi kemarin. Itu menjadi pembelajaran ke depan," ujarnya.
Pit menambahkan luas lahan dan hutan yang terbakar, sejak Jumat (25/8/2023) diperkirakan mencapai 60-an hektare.
Kebakaran ini berawal ketika salah seorang warga INS (60) membersihkan lahan miliknya yang berlokasi di Tua Bura, Dusun Waiula, Desa Nurabelen, pada Kamis (24/8/2023) dengan cara membakar.
Pembersihan lahan hingga sore hari. Sebelum meninggalkan lokasi, INS mengaku telah memastikan api sudah padam.
Pada Jumat (25/8/2023) sekitar pukul 10.00 Wita, INS kembali ke lahannya. Setibanya di lokasi ia melihat semak belukar di sekitar lahan miliknya terbakar.
Baca juga: Karhutla di Flores Timur Meluas dan Mengancam Kebun, Warga Siaga
INS berusaha memadamkan api menggunakan pasir. Setelah padam, ia menuju pondoknya untuk memasak nasi.
Sekitar pukul 11.00 Wita, INS kembali ke lokasi lahan. Ia melihat api sudah menyala kembali. Akibat angin kencang api dengan cepat membakar semak belukar.
Lantaran sulit memadamkan api seorang diri, INS memanggil warga sekitar untuk membantu memadamkan api. Namun api tidak berhasil dipadamkan. Akibatnya api terus merambat ke lokasi lain.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.