MOROWALI UTARA, KOMPAS.com - Sebulan lalu tepatnya, 26 hingga 28 Juli 2023, lomba Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Ke-III di gelar di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Pesertanya dari beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten tersebut. Ada tim anak, bapak dan tim campuran. Salah satu peserta yang ikut dalam Pesparawi tersebut adalah Kelompok paduan suara anak dari Desa Petumbea.
Sebanyak 26 anak itu mewakili Kecamatan Lembo Raya. Saat pengumuman pemenang, tim anak ini mendapat juara 2. Dan mereka berhak menerima hadiah berupa uang tunai sebesar Rp 8 juta.
Baca juga: Pemerintah DIY Minta EO Pesparawi Cicil Pembayaran ke Hotel
Beredar informasi hadiah yang harusnya diterima oleh anak-anak paduan suara itu, malah diberikan ketua panitia kepada pelatih yang melatih anak-anak tersebut.
Saat salah satu orangtua anak atas nama Olvi bertanya kepada bendahara bernama Vani Batewa Potangoa yang mengkoordinasi kegiatan tersebut di Kecamatan Lembo Raya.
"Jadi saya tanyakan ke bendahara. Ibu saya mau bertanya ini bagaimana itu hadiahnya anak-anak kapan mau dibagi atau mau bikin acara kah atau bagaimana," katanya saat dikonfirmasi KOMPAS.com, Jumat (25/8/2023)
"Jawaban ibu bendahara. Oh sudah tidak ada uangnya kami sudah serahkan ke pelatih. Kaget saya. Loh kenapa diserahkan ke pelatih? Itu bendahara bilang soalnya dana kami sudah tidak cukup jadi kami harap hadiah itu untuk kasih pelatih, " tuturnya.
Mendengar penjelasan itu, Olvi hanya terdiam, dan kemudian pulang. Dan mengabarkan kepada para orangtua lainnya.
"Mereka mengeluh dan bilang tidak bisa begitu, itu haknya anak-anak yang menyanyi," ujarnya.
Baca juga: Ada Kabar Pemotongan Gaji Karyawan Hotel yang Belum Dilunasi Panitia Pesparawi, PHRI DIY Menyelidiki
"Anak saya juga tanya. Mama coba tanyakan ke ibu gembala kapan kita terima hadiah. Saya cuma bisa jawab iya nanti ditanyakan," kata Olvi.
Anak-anak yang ikut lomba Pesparawi ini berasal dari Desa Petumbea. Pesertanya dari sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama (SMP) kelas 1.
Untuk persiapan lomba Pesparawi antar kecamatan, mereka rela meluangkan waktu dengan berlatih dari pukul 18.00 hingga pukul 20.00 Wita. Dan kegiatan ini merupakan pengalaman mereka yang pertama.
Baca juga: Penjelasan Kemenag soal Chandra Liow Tak Dibayar di Acara Pesparawi
Pihak Panitia Lembo Raya, belum ada yang memberikan penjelasan terkait hal ini. Sementara itu Kepala Bidang Bimas Kristen Kemenag Sulteng, Kaleb Tokii mengatakan, hal ini harusnya dibicarakan terlebih dahulu dengan pihak yang berkaitan dengan kegiatan ini.
"Ini mungkin kebijakan panitia, tapi harus dibicarakan dan tergantung kesepakatan. Termasuk soal honor pelatih harus dirapatkan, jangan pas ada dana atau tidak ada anggaran terpaksa ambil itu," katanya, dihubungi KOMPAS.com, Senin (28/8/2023).
Menurutnya kegiatan ini penuh perjuangan dan tidak gampang. Karena harus latihan siang dan malam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.