Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PVMBG Teliti Fenomena Tanah Retak yang Rusak 5 Rumah di Bima

Kompas.com - 09/06/2023, 16:13 WIB
Junaidin,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mulai meneliti fenomena alam tanah retak yang merusak lima rumah warga di Dusun Muku, Desa Sanolo, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Jumat (9/6/2023).

Tim PVMBG turun ke lokasi bersama jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim geologi yang sudah dibentuk Pemerintah Kabupaten Bima.

"Sekarang tim PVMBG sudah ke Muku untuk meneliti fenomena tanah retak," kata Kepala Pelaksana BPBD Bima, Isyrah saat dikonfirmasi, Jumat.

Baca juga: Tim SAR Bima Perluas Area Pencarian 2 Warga yang Hilang Saat Mancing di Laut

Isyrah mengatakan, tim PVMBG turun mengecek sejumlah lokasi di Dusun Muku, mulai dari area permukiman warga hingga patahan tanah di pegunungan.

Belum bisa dipastikan sampai kapan tim PVMBG berada di lokasi untuk melakukan penelitian.

"Berapa lama tim di Muku nanti tergantung dari mereka. Apa saja yang diteliti kita tunggu saja," ujarnya.

Baca juga: 11 Nelayan di Bima Ditangkap karena Pakai Bom yang Bisa Ancam Habitat Ikan

Menurutnya, tim PVMBG tidak hanya datang untuk meneliti fenomena alam retakan tanah di Dusun Muku, Desa Sanolo.

Rencananya, mereka akan melanjutkan kegiatan tersebut di Kecamatan Lambitu. Di sana terdapat rekahan tanah cukup besar yang terjadi sejak tahun 2014.

"Cuma rekahannya itu belum sampai merusak rumah warga," kata Isyrah.

Sebelumnya, fenomena alam berupa retakan tanah merusak lima rumah warga di Dusun Muku, Desa Sanolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Fenomena itu terjadi sejak 23 Mei 2023, dan sampai saat ini retakan terus meluas hingga mengancam permukiman warga setempat.

"Retakan masih terus bergerak, dan sudah lima rumah warga yang rusak," kata Isyrah saat dikonfirmasi, Selasa (6/6/2023).

Isyrah mengungkapkan, awalnya hanya satu rumah warga yang terdampak retakan tanah tersebut.

Namun, karena terus bergerak dan meluas setiap harinya, kini tercatat tiga rumah permanen dan dua rumah panggung yang rusak parah, bahkan satu di antaranya ambruk.

Menurutnya, retakan ini tidak saja membuat tanah terbelah sampai tiga meter dengan kedalaman tujuh meter, tetapi di beberapa lokasi retakan itu membuat tanah terangkat sampai ketinggian dua meter.

"Kalau yang di atas gunung terbelah sampai 3 meter dalamnya 7 meter, kalau naik baru 2 meter rata-rata," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Soal Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Residivis Pembunuhan, Ada Bekas Luka Bakar

Regional
Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Pencarian Dokter RSUD Praya yang Hilang Saat Memancing di Laut Dihentikan

Regional
Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Dampak Banjir Demak, Ancaman Hama dan Produksi Kacang Hijau Bagi Petani

Regional
Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residivis Kasus Pembunuhan

Regional
[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com