BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Sebanyak 16 Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jawa Barat berpotensi mengalami kesulitan air bersih imbas fenomena El Nino atau naiknya suhu muka laut (SML) lebih hangat dari suhu normal.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bandung Barat, Dedi Supriadi.
"Hasil koordinasi dan pemetaan dengan BMKG dan aparat kewilayahan, kasus kekurangan air bersih imbas El Nino berpotensi di 16 Kecamatan. Semuanya terdampak terutama di wilayah perkotaan. Mengapa wilayah pedesaan rendah, karena mereka masih mempunyai tutupan lahan yang lebih banyak," ujar Dedi, Kamis (8/6/2023).
Baca juga: Kekeringan, 4 Kecamatan di Bengkulu Selatan Sulit Mengakses Air
Dedi melanjutkan, fenomena El Nino ini diperkuat dengan Indian Ocean Dipole (IOD) yang mengakibatkan potensi kekeringan lebih ekstrem dari fenomena kekeringan pada kemarau tahun 2019 lalu.
Meskipun demikian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB mencatat, meski 16 kecamatan terdampak kesulitan air bersih, namun masih dalam kategori bencana rendah.
Baca juga: Warga Kampar dan Pekanbaru Segera Bisa Nikmati Air Bersih yang Bisa Langsung Diminum
Dari pemetaan yang dilakukan, kekeringan akibat El Nino ini diprakirakan berlangsung mulai dari bulan Juli, Agustus, hingga September 2023.
Meski demikian, musim kemarau di Bandung Barat mulai berlangsung sejak bulan Juni dan Juli namun belum dampaknya karena masih ada beberapa titik turun hujan.
"Justru yang paling kita waspadai saat puncak musim kemarau, diprakirakan menurut BMKG terjadi Juli, Agustus hingga September," sebutnya.
Kekeringan lahan akibat fenomena El Nino yang melanda wilayah Bandung Barat ini kuga mengancam sektor pertanian.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) mencatat kekeringan lahan pertanian berpotensi terjadi di 6 Kecamatan yakni Sindangkerta, Saguling, Cipongkor, Cipatat, Cihampelas, dan Batujajar dengan potensi jumlah luas lahan yang terdampak 1.299 hektar.
"Sedangkan untuk potensi bencana kebakaran. Saat ini kami masih melakukan koordinasi dan pemetaan wilayah rawan dengan Damkar," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.