KUPANG, KOMPAS.com - Korban gigitan anjing di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), terus bertambah.
Hingga Rabu (7/6/2023) pukul 18.00 Wita, korban gigitan anjing di TTS mencapai 221 orang. Tiga di antaranya mengalami gejala rabies.
Pemerintah Kabupaten TTS telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies.
"Data terbaru hingga Rabu, 7 Juni 2023 pukul 18.00 Wita, tercatat 221 orang kena gigitan anjing," kata Bupati TTS Egusem Pieter Tahun kepada Kompas.com, Rabu (7/6/2023) malam.
Baca juga: TTS Berstatus KLB, Seekor Anjing Ditembak Pemiliknya karena Bergejala Rabies
Egusem memerinci, dari 221 orang yang kena gigitan anjing, tiga di antaranya mengalami gejala khas rabies, 37 gejala tidak khas rabies, dan 181 orang belum ada gejala.
Ratusan warga yang digigit anjing itu tersebar di 21 kecamatan dan 64 desa.
Baca juga: KLB Rabies di TTS, Anjing Tak Dikandangkan Bakal Dieliminasi
Khusus untuk tiga warga yang mengalami gejala rabies, dua orang sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soe dan telah sembuh dan dipulangkan ke rumahnya.
Sedangkan satu orang masih menjalani perawatan medis di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Oinlasi.
Egusem menyebut, wilayah TTS secara historis merupakan daerah bebas rabies. Namun, ketika ada dua sampel anjing yang dinyatakan positif berdasarkan hasil uji laboratorium di Denpasar, dengan sendirinya TTS menjadi daerah tertular.
"Walaupun masih ada klasifikasi tertular ringan dan berat tapi dengan adanya hasil laboratorium maka tugas berat, cepat, dan tepat harus segera dilakukan dalam rangka pengendaliannya," kata dia.
Menurutnya, langkah pengendalian yang dilakukan yaitu setiap masyarakat harus mengandangkan anjing, termasuk kucing dan kera bila sedang dipelihara.
Tiga hewan ini sebagai penular rabies.
"Mau tidak mau harus kandangkan hewan penular rabies ini, sehingga kita bisa meminimalisasi penularan ke desa dan kecamatan lain di TTS, termasuk kabupaten tetangga," terangnya.
Ia mengaku, kesadaran masyarakat setempat terkait bahaya dari penyakit rabies masih sangat rendah, sehingga membutuhkan waktu untuk membangun kesadaran melalui sosialisasi di tempat umum, kampanye di media sosial, media masa dan elektronik.
Dia berharap, masyarakat bisa mengikuti anjuran pemerintah untuk menekan penyebaran rabies.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.