GROBOGAN, KOMPAS.com - Dinas ESDM Provinsi Jateng menyebut penambangan batu manual yang memakan dua korban jiwa di Desa Terkesi, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sebagai aktivitas penambangan liar atau ilegal.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, lokasi tebing longsor masih bersebelahan dengan bekas penambangan ilegal yang pada Mei 2015 silam pernah disidak hingga ditutup Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Saat itu, ESDM Provinsi Jateng menyebut wilayah tersebut dilarang untuk penambangan karena termasuk dalam kawasan karst Sukolilo.
Kepala Cabang Dinas ESDM Kendeng Selatan, Teguh Yudi Pristiyanto mengatakan, lokasi kejadian adalah wilayah yang dilarang untuk ditambang karena termasuk Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sukolilo.
"Tidak bisa diizinkan untuk ditambang atau dilarang untuk penambangan karena kawasan lindung geologi. Jadi, tidak dibenarkan jika ada yang memperbolehkan ditambang manual. Penambangan manual pun tidak dibenarkan," tegas Teguh, saat dihubungi melalui ponsel, Rabu (7/6/2023).
Teguh pun mengamini lokasi penambangan manual yang longsor masih bersebelahan dengan bekas penambangan ilegal seluas 2 hektar yang pada Mei 2015 silam pernah disidak hingga ditutup Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Dalam penertiban bersama Polres Grobogan ketika itu, dua alat berat beserta dua operatornya diamankan.
"Ini tim saya masih diterjunkan ke lokasi," kata Teguh.
Perangkat Desa Terkesi, Bukori menyampaikan, aktivitas penambangan batu manual di lokasi longsor sudah menjadi mata pencaharian warga setempat selama belasan tahun.
Terlihat jelas, tebing batu sudah banyak berkurang hingga cekung akibat dikepras penambangan.
"Memang Pemdes Terkesi tidak cawe-cawe. Jika manual dibiarkan saja, namun tetap diberi imbauan untuk berhati-hati. Ini urusan perut dan itu tanahnya milik banyak warga. Istilahnya mereka kerja bareng. Batu yang dikumpulkan dengan alat seadanya diangkut truk dan dijual Rp 350.000," terang Bukori.
Baca juga: Dua Warga Tewas Dihujani Longsoran Tambang Batu Setinggi 15 Meter di Grobogan, Satu Truk Hancur
Kepala Desa Terkesi Munirul Khakim mengatakan, kedua korban menderita luka serius akibat dihujani batu berukuran besar dari tebing setinggi sekitar 15 meter.
Sebelum kejadian, pada pukul 09.00, keduanya tengah menggali dasar tebing batu secara manual.
Reruntuhan batu yang dikumpulkan dengan peralatan seadanya seperti linggis dan belencong itu kemudian diangkut di atas dump truk yang mengantre.
Saat itu ada dua truk terparkir di sana.
"Namun, nahas, baru terkumpul sedikit batu di atas satu truk, longsor terjadi dan menimpa keduanya. Satu truk pun hancur dan terguling. Untuk sopir masih nunggu di luar lokasi jadi aman," ungkap Munirul di lokasi kejadian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.