KOMPAS.com - Baku tembak antara aparat TNI/Polri dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali terjadi di Kabupaten Nduga, pada 26-29 Mei 2023. Akibat peristiwa ini, ratusan warga dilaporkan mengungsi.
Pemerintah Indonesia melalui Tim Operasi Damai Cartenz mengatakan tidak ada anggota polisi yang terluka, namun pihak OPM mengeklaim telah menembak tujuh anggota TNI hingga meninggal dunia.
TNI/Polri menyatakan telah menangkap tujuh warga sipil yang dicurigai bagian dari apa yang disebut “kelompok kriminal bersenjata”. Satu di antara mereka ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan pada 2022.
Sementara itu, pihak gereja menyerukan agar pasukan TNI/Polri ditarik sebagai jeda kemanusiaan bagi pengungsi.
Baca juga: Kontak Tembak Terjadi di Kenyam, Kapolres Nduga: Ini Adu Gengsi Antara Kelompok Egianus dengan Yotam
Warga Nduga mengatakan terjadi eskalasi kontak senjata dalam beberapa pekan terakhir, menyusul penetapan status operasi Siaga Tempur pada pertengahan April.
“Telinga saya sampai sakit,” kata Otomi Gwijangge kepada BBC News Indonesia.
Keluhan ini disampaikan Otomi, warga Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan yang mendengar baku tembak antara pasukan TNI/Polri dengan kelompok bersenjata OPM antara 26-29 Mei lalu.
Kejadian itu terjadi di Kampung Nogolaid yang disebut Otomi jaraknya “tidak sampai satu kilometer” dari perbatasan Distrik Kenyam yang juga ibu kota Kabupaten Nduga.
“Kalau suara tembakan sudah biasa. Sudah seperti makan dan minum,“ kata Otomi.
Kabupaten Nduga telah ditetapkan sebagai salah satu "wilayah perang” oleh OPM selain Intan Jaya, Puncak Jaya, Puncak Papua, Pegunungan Bintang, dan Sorong-Maybrat.
Pada Kamis (02/06) suara tembakan sudah tidak terdengar lagi, kata Otomi.
Baca juga: Usai Kontak Tembak KKB dan Aparat, 162 Warga Amankan Diri ke Kenyam Nduga, Kampung Nogolait Kosong
Layanan publik dan pertokoan sudah buka. "Jadi sudah aman-aman saja,” lanjutnya.
Namun demikian, menurut Otomi, beberapa pekan belakangan ini terjadi eskalasi kontak senjata di wilayahnya.
Pada pertengahan April lalu, TNI menetapkan status operasi "Siaga Tempur” setelah sejumlah anggota TNI gugur dalam pertempuran.
Analis memperingatkan operasi Siaga Tempur berpotensi meningkatkan intensitas kekerasan dan rasa takut masyarakat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.