BIMA, KOMPAS.com- Fenomena retakan tanah yang terjadi sejak 23 Mei 2023 di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat terus meluas.
Hingga Selasa (6/6/2023), tercatat ada lima rumah warga di Dusun Muku, Desa Sanolo, Kabupaten Bima, NTB yang mengalami kerusakan.
"Retakan masih terus bergerak, dan sudah lima rumah warga yang rusak," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bima, Isyrah saat dikonfirmasi, Selasa (6/6/2023).
Baca juga: Densus 88 Tangkap 3 Terduga Teroris di Banyuwangi, Tulungagung, dan Bima
Isyrah mengungkapkan, awalnya hanya satu rumah warga yang terdampak tanah retak tersebut.
Namun, karena terus bergerak dan meluas setiap harinya, kini tercatat tiga rumah permanen dan dua rumah panggung yang rusak parah, bahkan satu di antaranya ambruk.
Menurutnya, retakan ini tidak saja membuat tanah terbelah sampai tiga meter dengan kedalaman tujuh meter, tetapi di beberapa lokasi retakan itu membuat tanah terangkat sampai ketinggian dua meter.
Baca juga: Struktur Misterius Ditemukan di Pusat Bima Sakti, Apa Itu?
"Kalau yang di atas gunung terbelah sampai tiga meter dalamnya tujuh meter, kalau naik baru 2 meter rata-rata," ungkapnya.
Retakan tanah yang mengancam permukiman warga ini, lanjut dia, diduga karena adanya fenomena geologi, namun secara detail belum bisa dipastikan.
BPBD Bima masih menunggu tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang rencana akan turun melakukan penelitian pada 10 Juni 2023.
Isyrah mengatakan, BPBD sudah membangun tenda serta menyalurkan bantuan logistik bagi para korban terdampak.
"Tenda ada empat unit kita bangun untuk korban, tetapi para korban kebanyakan memilih mengungsi di rumah keluarganya," kata Isyrah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.