BENGKULU, KOMPAS.com - Rumah Bacaleg PKB, Sujiyanto di Desa Sidodadi, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu dilempar orang tak dikenal menggunakan bom molotov pada Senin (5/5/2023) pukul 03.10 WIB.
Teror molotov itu mengakibatkan kaca belakang mobil milik korban rusak.
Beruntung, api yang sempat membakar bagian belakang mobil mampu dipadamkan.
Istri Sujiyanto, Eka Novita pada wartawan menjelaskan, setidaknya dua kali bom molotov dilemparkan orang tak dikenal tersebut ke rumahnya. Dentuman keras molotov membangunkan tetangga Sujiyanto. Dua ledakan terjadi di teras rumah Sujiyanto.
Baca juga: Merasa Tak Beri Dukungan, Warga Lampung Curhat di Medsos NIK Dipakai Bacaleg Jihan Nurlela
"Kami terbangun karena ada ledakan di luar rumah dan saat diperiksa satu di teras dan satu lagi masuk ke dalam mobil, suami saya langsung membuang botol yang ada apinya dari dalam mobil," kata Eka, Selasa (5/6/2023).
Mualim, tetangga Sujiyanto mengaku terkejut mendengar ledakan dan teriakan keluarga Sujiyanto di waktu dini hari. Saat Mualim keluar rumah, dia melihat Sujiyanto tengah memadamkan api dari molotov.
"Kita kaget karena juga mendengar teriakan tetangga meminta tolong. Karena ada api saya langsung ambil air dan menyiram api yang menyala," jelas Mualim.
Atas kejadian tersebut Polres Bengkulu Tengah sedang mengumpulkan alat bukti yang tersisa di lokasi kejadian, termasuk botol yang diduga sebagai bom molotov.
"Saat ini kita sedang melakukan pengumpulan alat bukti," ujar Kasat Reskrim Polres Bengkulu Tengah, AKP. Wahyu Wijayanta, Senin (5/6/2023).
Baca juga: Bawaslu Temukan Bacaleg di Madiun yang Masih Ber-KTP ASN dan TNI
DPW PKB Bengkulu, Zainal, saat dikonfirmasi mengutuk keras aksi terror tersebut. Ia meminta agar kepolisian dapat mengungkap dalang serta pelaku pelempar molotov.
"Kami mengutuk keras teror ini. Kami juga meminta polisi dapat mengungkap siapa dalang serta pelakunya," jelas Zainal.
Zainal menjelaskan ia telah berkomunikasi dengan Sujiyanto terkait teror tersebut sejauh ini menurutnya kadernya itu tidak ada musuh baik politik maupun lainnya.
"Dia tidak ada lawan atau musuh. Maka dari itu aksi ini harus diungkap. Aksi serupa tidak boleh terjadi pada kader partai manapun," demikian Zainal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.