YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengecam peristiwa kericuhan di Jalan Tamansiswa, Kota Yogyakarta.
"Saya sangat menyayangkan sekali dan mengecam keras kejadian itu dan saya berharap tidak akan terulang lagi di masa masa ke depan," ucap Singgih, saat ditemui awak media, Senin (5/6/2023).
Singgih menambahkan, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sedang berusaha untuk mengembalikan kepercayaan publik dan membangun rasa nyaman bagi warga maupun wisatawan di Kota Yogyakarta.
"Di saat kami membangun kepercayaan publik, kemudian kami juga membangun rasa aman dan nyaman bagi para masyarakat Jogja dan wisatawan di Jogja, justru di akhir long weekend ada kejadian itu," kata dia.
Menurut dia, dalam membangun pariwisata terpenting adalah keramahtamahan, suasana aman dan nyaman.
Peristiwa kericuhan yang terjadi kemarin seharusnya tidak terjadi lagi pada masa mendatang.
"Tentu ini akan berpengaruh terhadap kepercayaan wisatawan, membuat rasa aman nyaman wisatawan itu terhindar dari kejadian-kejadian yang seperti kemarin. Tentu ini sangat saya sayangkan ya kejadian itu," beber dia.
Ia mengimbau kepada masyarakat Kota Yogyakarta agar tak mudah terpancing provokasi yang dapat membaut kegaduhan dan dapat membuat onar di Kota Yogyakarta.
"Saya ingin memastikan bahwa masyarakat Jogja cinta damai, sehingga kami mengajak masyarakat kota Jogja dan sekitarnya tidak kemudian mudah terpancing akan provokasi," imbuh dia.
Sebelumnya, dua pimpinan kelompok yang ricuh di Jalan Tamansiswa, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyatakan perdamaian.
Ketua Cabang PSHT Kota Yogakarta mengatakan, dirinya menyesalkan kejadian pada tanggal 18 Mei lalu di vila yang ada di Pantai Parangtritis.
"Kejadian sudah ditangani oleh pihak kepolisian, malam hari ini kami meminta semua pihak menahan diri demi kondusivitas keamanan Kota Yogyakarta, dan wilayah DIY," ujar dia, Senin (5/6/2023) dini hari tadi.
Ia menambahkan, Brajamusti maupun PSHT sudah saling mengenal, beberapa anggota PSHT ada yang merupakan anggota Brajamusti dan sebaliknya.
"Brajamusti PSHT adalah satu, kami warga PSHT banyak yang di Brajamusti demikian juga sebaliknya Brajamusti bagian dari PSHT," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.