MAGELANG, KOMPAS.com - Umat Buddha melakukan kirab Waisak mulai dari Candi Mendut menuju Candi Pawon dan berakhir di kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (4/6/2023).
Kirab ini menjadi satu rangkaian puncak peringatan Tri Suci Waisak 2567 BE yang diadakan di pelataran Candi Borobudur.
Baca juga: Peringati Waisak, Pimpinan Agama Buddha di Kota Batu Berpesan Sukseskan Pemilu 2024
Masyarakat tampak antusias menyaksikan kirab. Terlebih sudah tidak diberlakukan PPKM Covid-19 pada Waisak tahun ini.
Warga pun memadati sepanjang jalan dari Candi Mendut ke Candi Borobudur.
Kirab diawali dengan marching band, diikuti kelompok bendera Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), bendera sangha atau majelis Buddha, mobil hias pembawa api dharma dan air suci, disusul ribuan umat yang membawa bunga melati dan relik Buddha.
Para biksu naik ke beberapa mobil hias sembari memercikkan air suci dan bunga mawar putih ke arah umat dan warga yang menyaksikan di sepanjang jalan.
Barisan lain, hasil bumi, pembawa lambang Garuda Pancasila, relik Buddha, kelompok seni tradisional, dan sebagainya
Ketua Umum Mahabudhi/Majelis Mahayana Buddhis Indonesia, Suhu Samanta Kusala Mahasthavira, mengungkapkan antusias umat yang ikut kirab tahun ini sangat luar biasa.
Ada lebih dari 300 biksu/bhante berbagai daerah dan luar negeri yang hadir meramaikan Tri Suci Waisak 2567 BE - 2023 di Candi Borobudur.
Adapun makna dari kirab ini adalah mengenang masa di mana Sang Buddha Gautama masih ada di dunia melakukan suatu perjalanan ritual memaparkan Dharma ke seluruh pelosok yang ada di India.
"Pada waktu itu yaitu seperti kita tahu bahwa 2500 tahun yang lalu tidak ada kendaraan jadi beliau Buddha Gautama itu menjalankan misi untuk memaparkan Dharma dengan cara berjalan kaki ini," katanya.
"Kirab ini merupakan suatu simbol di mana pada zaman saat ini para bante para biksu ikut mensuri mentauladani Buddha Gautama dengan melakukan ritual prosesi jalan kaki dari Jalan Mendut ke Candi Borobudur," lanjut Suhu.
Salah satu warga asal Jakarta, Sally Maitimo mengaku antusias menyaksikan kirab Waisak. Menurut dia kegiatan ini bukan sekadar acara keagamaan tapi juga budaya.
Meskipun beragama non-Buddhist, Sally sangat tertarik dengan prosesi meditasi yang dijalani umat Buddha dalam kirab berjalan kaki itu.
"Tiga rangkaian ritual perjalanan dari Candi Mendut, Candi Pawon dan Candi Borobudur itu luar biasa. Mereka bermeditasi, sakral, bagi kita (dapat) menyerap energi yang bagus banget," ungkap Sally yang mengaku sudah dua kali mengikuti Waisak di Candi Borobudur Magelang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.