BATAM, KOMPAS.com – Mengatasi panasnya cuaca di Arab Saudi saat ini, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Batam menyarankan agar setiap jemaah haji mengonsumsi oralit setiap hari.
“Cuaca di Tanah Suci cukup panas, makanya untuk menjaga kesehatan, kami minta agar Jamaah dapat mengkonsumsi oralit setiap hari yang telah dilarutkan dalam 300 ml air mineral,” kata Koordinator Media Center Haji PPIH Embarkasi Hang Nadim Batam, Syahbudi melalui telepon, Minggu (4/6/2023).
Budi mengatakan, dengan mengonsumsi oralit setiap hari, dapat membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat panasnya cuaca di Tanah Suci.
Baca juga: Cerita Lucu Calon Jemaah Haji asal Majalengka, Minta Turun Pesawat karena Belum Kasih Makan Ayam
Selain itu, Budi juga mengimbau agar para jemaah haji untuk menggunakan pelembab kulit dan bibir secara berkala guna menjaga kelembapan kulit saat cuaca panas.
“Suhu di Tanah Suci mencapai 37 hingga 41 derajat Celsius, jadi jemaah diimbau untuk selalu menjaga kesehatannya,” papar Budi.
Lebih jauh Budi mengatakan, pihaknya terus menghimbau para Jamaah Embarkasi Batam untuk tidak memaksakan diri beraktivitas diluar diwaktu santai.
“Terlebih untuk jamaah yang kehilamngan alas kaki, untuk tidak memaksakan pulang kehotel tanpa menggunakan alas kaki di siang hari karena jalanan yang sangat panas. Bila menghadapi situasi tersebut, jemaah diminta untuk segera menghubungi petugas terdekat,” terang Budi.
Selain itu, Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) juga menggalakkan gerakan siaga sandal dan alas kaki.
Gerakan ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kasus kehilangan alas kaki yang bisa berisiko membahayakan tapak kaki para jemaah.
Baca juga: Pesan Jokowi untuk Jemaah Haji Lansia: Jaga Kesehatan
Pasalnya, peristiwa kaki jemaah yang melepuh terjadi di hampir setiap penyelenggaraan ibadah haji.
Salah satu penyebab terbanyak adalah jemaah merasa kehilangan sandal atau sepatu saat keluar hotel, lalu pulang dengan tanpa alas kaki. Karena cuaca panas, lantai halaman Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, serta jalanan di Tanah Haram sangat panas. Sehingga bisa menyebabkan kaki melepuh jika menginjaknya tanpa alas.
“Kehilangan alas kaki berupa sandal atau sepatu sangat berisiko membahayakan tapak kaki sehingga mengganggu kekhusyuan ibadah Jemaah,” terang Asisten Operasional PKP3JH Agus Prabowo.
“Satu dari lima terbesar kasus non kesehatan kejadian tahun lalu adalah jemaah yang kehilangan sandal dan berakibat kaki melepuh,” tambah Agus.
Untuk tahun ini, Agus mengaku sampai dengan hari ke-11 operasional ibadah haji sejak kedatangan jemaah di Madinah, ada 47 sandal yang telah dibagikan untuk membantu jemaah yang kedapatan kehilangan alas kaki saat di luar hotel.
“Kami telah siapkan 500 pasang sandal untuk dibagikan ke jemaah yang membutuhkan, baik di Madinah maupun Makkah. Tim PKP3JH berjaga dan bersiaga di wilayah Masjid Nabawi dan Masjidil Haram,” terang Agus.
Baca juga: Bos Garuda Indonesia Buka Suara Soal Penerbangan Calon Jemaah Haji di Banjarmasin yang Tertunda
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.